c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

16 Juni 2025

18:53 WIB

Dekati HET, Kemendag Klaim Harga MinyaKita Berhasil Turun Bertahap

Kemendag mengklaim saat ini harga MinyaKita terus mengalami penurunan hingga mendekati HET Rp15.700/liter. Penurunan ini diharap mampu menekan kenaikan harga minyak goreng premium yang mulai naik.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Dekati HET, Kemendag Klaim Harga MinyaKita Berhasil Turun Bertahap</p>
<p id="isPasted">Dekati HET, Kemendag Klaim Harga MinyaKita Berhasil Turun Bertahap</p>
Petugas melakukan persiapan untuk pengiriman minyak goreng Minyakita yang telah dikemas dalam kontainer ke Indonesia bagian timur, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay/tom/aa.

JAKARTA - Direktur Tertib Niaga Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Mario Josko mengklaim, harga Minyak Goreng Rakyat (MGR) MinyaKita saat ini terus mengalami penurunan. Kendati, harga MinyaKita masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Kemendag berharap, adanya penurunan pada MinyaKita ini bisa menekan kenaikan harga minyak goreng premium yang mulai terjadi.

“Memang kalau di (minyak goreng) kemasan premium ada sedikit kenaikan, namun MinyaKitanya mengalami penurunan. Jadi kami berharap MinyaKita ini bisa menahan laju kenaikan harga minyak goreng,” ujar Mario dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah, Jakarta, Senin (16/6).

Baca Juga: Sudah Sebulan Lebih, Kemendag Masih Bahas Revisi Aturan MinyaKita

Mario mencatat, adapun penurunan harga MinyaKita per 16 Juni 2025 menurun 0,11% dibandingkan pekan lalu menjadi Rp16.809/liter. Penurunan ini juga terpaut lebih tinggi sekitar 1,15% dibanding Mei 2025. Meski begitu, sekali lagi, harga MinyaKita diketahui masih ada di atas HET sekitar 7,07%.

Kendati sudah mengalami penurunan, Mario menjamin, pihaknya akan terus melakukan upaya untuk menurunkan harga MinyaKita hingga sesuai HET di level Rp15.700/liter.

“Memang kami menyoroti pembentuk harga (minyak goreng) nasional ini memang datang dari beberapa provinsi yang kami pantau. Jadi kalau kami lihat ada 10 provinsi yang berkontribusi terhadap pembentukan harga nasional tadi,” kata dia.

Dari data yang Mario sampaikan, tercatat ada 10 provinsi yang memiliki harga MinyaKita di atas 10% dari HET, dengan provinsi Papua, Nusa Tenggara, dan Bali menjadi wilayah dengan rata-rata harga MinyaKita tertinggi, yakni mencapai Rp18.500/liter.

Secara rinci, kesepuluh provinsi penyumbang harga MinyaKita tinggi antara lain, Papua Tengah (Rp18.500/liter), Nusa Tenggara Timur (Rp18.199/liter), Papua (18.000/liter), Papua Selatan (Rp18.000/liter), Nusa Tenggara Barat (Rp17.778/liter), Bali (17.750/liter), dan Gorontalo (Rp17.708/liter).

Lalu, disusul Kalimantan Timur (Rp17.625/liter), Kalimantan Selatan (Rp17.600/liter), serta Papua Barat Daya (Rp17.500/liter).

Dari penelusuran Kemendag, Mario menyebut mahalnya harga minyaKita di kawasan tersebut karena ketiadaan distributor dan pengecer yang melakukan distribusi ke wilayah-wilayah itu. Oleh karena itu, wilayah tersebut perlu mendapat intervensi oleh BUMN.

“Dari pasar-pasar pantauan yang kami soroti (di kawasan tersebut), itu mendapatkan pasokannya tidak melalui jalur distribusi yang terdata di SIMIRAH. Jadi dari pedagang lain yang menyebabkan harganya tinggi,” imbuh Mario.

Baca Juga: Meski Harga Minyakita Stabil di Atas HET, Kemendag Tak Akan Naikkan Harga

Sementara itu, dalam kesempatan sama, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Rini Andrida melaporkan pihaknya selaku BUMN pangan yang mendistribusikan MinyaKita mendata telah terealisasi pasokan MinyaKita hingga 9 Juni 2025 sebanyak 44.642,288 kiloliter. 

Jumlah tersebut, hampir 95% penyaluran MinyaKita diklaim Bulog telah terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia.

“Telah kami distribusikan ke wilayah-wilayah di Indonesia sebanyak 42.216 kiloliter,” ungkap Rini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar