c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

10 Juli 2025

20:00 WIB

Defisit Dagang, Wamendag RI Dorong Ekspor Produk Unggulan Dan UMKM Ke Uganda

Indonesia berkomitmen memperkuat perdagangan dengan Uganda, khususnya meningkatkan kapasitas sektor yang selama ini diekspor yakni minyak nabati, stainless steel, serta kaca.

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Defisit Dagang, Wamendag RI Dorong Ekspor Produk Unggulan Dan UMKM Ke Uganda</p>
<p id="isPasted">Defisit Dagang, Wamendag RI Dorong Ekspor Produk Unggulan Dan UMKM Ke Uganda</p>
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti Widya Astuti ditemui usai acara Uganda-Indonesia Business Forum di Jakarta, Kamis (10/7/2025). Antara/Muzdaffar Fauzan

JAKARTA - Wamendag RI Dyah Roro Esti Widya Astuti menyatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen memperkuat perdagangan dengan Uganda, khususnya meningkatkan kapasitas sektor yang selama ini diekspor yakni minyak nabati (vegetables oil), stainless steel, serta kaca.

"Kalau dari kita, ada stainless steel, vegetable oil, sama kaca itu juga merupakan beberapa komoditas yang selama ini kita ekspor ke sana," kata dia dalam acara Uganda-Indonesia Business Forum di Jakarta, Kamis (10/7) melansir Antara.

Baca Juga: Perluas Pasar Ekspor, RI Sasar Afrika Lewat Pelatihan Dan Promosi Dagang

Saat ini, neraca dagang Indonesia dengan Uganda berada di fase defisit, dengan total impor pada kuartal I/2025 dari negara tersebut sebesar US$44,3 juta atau sekitar Rp720,2 miliar (kurs Rp16.223 per dolar AS). Adapun komoditas yang dibeli yakni, kokoa, dan tan kulit domba.

Sementara, untuk ekspor Indonesia ke negara tersebut pada periode yang sama yakni sebesar US$8,4 juta atau Rp136 miliar.

"(Defisit dagang) ini menjadi tantangan tentunya, namun kalau kita melihatnya, oportunitas. Jadi oportunitas untuk kita mengetahui lebih dalam lagi potensi yang kita miliki untuk kita ekspor itu apa saja," katanya lagi.

Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya untuk memacu ekspor, dikatakan Roro yakni dengan mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bisa berkontribusi dalam perluasan akses pasar.

Dirinya meyakini dengan memperkuat keterlibatan UMKM dalam peningkatan ekspor, secara langsung bisa memajukan ekonomi nasional.

Baca Juga: Indonesia Bidik Sudan Sebagai Hub Ekspor Produk Perikanan Ke Afrika

Roro menyampaikan, UMKM punya kontribusi sebanyak 15,7% dari ekspor secara keseluruhan, serta memiliki peran penting dalam memacu kenaikan target ekspor 9% dalam lima tahun ke depan.

"Jadi, sekarang bagaimana kita bisa semakin mendorong agar UMKM kita itu bisa mendunia. Ini merupakan salah satu target utama kita di Kementerian Perdagangan, bagaimana UMKM kita itu bisa go global," ujarnya.

Secara umum, Kemendag mencatat total transaksi penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) ekspor produk UMKM mencapai US$87,04 juta atau setara Rp1,41 triliun selama semester I/2025. Nilai penjajakan bisnis ini terdiri atas pesanan pembelian (purchase order/PO) senilai US$52,70 juta dan potensi transaksi US$34,34 juta.

Sepanjang periode sama juga, terlaksana 356 kegiatan penjajakan bisnis yang mencakup 241 sesi presentasi bisnis (pitching) serta 115 pertemuan langsung antara UMKM dan pembeli dari berbagai negara.

Di sisi lain, LPEI telah melakukan pertemuan dengan tujuh Duta Besar RI untuk negara-negara Afrika untuk memperkuat sinergi pembukaan akses pasar ekspor ke kawasan Afrika.

Indonesia mengidentifikasi kawasan Afrika merupakan peluang pasar baru ekspor pasar nontradisional. Ekspor Indonesia ke kawasan tersebut mencapai US$6,3 miliar di 2024. Meski baru mencakup 2,4% dari total ekspor nasional, tren ini mencerminkan peluang yang sangat menjanjikan untuk diperluas ke berbagai sektor strategis.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar