03 November 2025
17:07 WIB
Danantara: Target Groundbreaking Proyek Waste to Energy Di Kuartal II/2026
CIO Danantara Pandu Sjahrir juga mengungkap banyak lembaga keuangan bank lokal maupun asing yang berminat untuk berinvestasi pada proyek Waste to Energy (WtE).
Penulis: Siti Nur Arifa
Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja dan Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir dalam Media Briefing Waste to Energy di Wisma Danantara, Senin (3/11). ValidNewsID/Siti Nur Arifa
JAKARTA - Danantara menargetkan proyek Waste to Energy (WtE) gelombang pertama yang tersebar di 7 kota dapat merealisasikan tahap groundbreaking pada kisaran kuartal II/2026.
Tahap tersebut, harapannya dapat terealisasi setelah konsorsium yang terpilih dari 24 perusahaan asing dalam daftar penyedia terseleksi (DPT) bersama pemain lokal di masing-masing kota resmi terbentuk.
"Tahun depan bulan Maret atau bulan April mudah-mudahan kita sudah siap di setiap kota siapa konsorsiumnya mudah-mudahan bisa groundbreaking juga di awal-awal tahun 2026, itu targetnya kira-kira seperti itu," ujar Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja dalam sesi Media Briefing di Wisma Danantara, Senin (3/11).
Stevanus menjelaskan, dalam jangka panjang proyek WtE ditargetkan dapat dibangun di 33 kota di Indonesia. Namun, untuk saat ini proyek yang lebih dulu dibangun akan difokuskan di 7 kota.
Dirinya memaparkan, teknologi utama yang akan digunakan pada proyek WtE berupa incineration yakni pembakaran termal terkendali yang terbukti menjadi solusi dominan di lebih dari 75% fasilitas WtE global seperti Eropa, China dan Singapura.
Lebih lanjut, dalam hal standar emisi teknologi yang dipakai nantinya akan mengikuti EU Emission Standards dan praktik terbaik internasional berupa desain fasilitas yang dirancang tertutup, higienis, dan minim bau dengan area sekitar yang dapat berfungsi sebagai ruang publik hijau.
Secara teknis, pemisahan nantinya juga hanya akan menerima sampah rumah tangga non-B3, sementara sampah berbahaya dan medis dikelola secara terpisah oleh instansi terkait.
“Kami ingin fasilitas WtE menjadi simbol tata kelola lingkungan yang modern, bersih, aman, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar," kata Stefanus
Bank Asing Minat Biayai WtE
Dalam kesempatan sama, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menbeberkan model bisnis WtE berbasis Power Purchase Agreement (PPA) jangka panjang dengan PLN, yang menjamin pembelian energi listrik hasil pengolahan sampah.
Adapun dukungan pemerintah daerah (Pemda) dilibatkan dengan menjamin kontinuitas pasokan sampah ke fasilitas WtE.
Sementara itu dari segi nilai investasi, per proyek WtE di masing-masing kota berkisar antara Rp2,3-3,2 triliun, tergantung lokasi, kapasitas, dan teknologi yang digunakan.
Lebih detail, Pandu membeberkan struktur pembiayaan proyek WtE terdiri dari ekuitas dan pinjaman yang melibatkan lembaga pembiayaan pembangunan (development bank) dan mitra strategis global.
Terkait hal ini, Pandu secara gamblang mengungkap terdapat lembaga pembiayaan baik lokal di luar Himbara maupun asing yang memiliki minat tinggi terhadap pembangan proyek WtE di RI.
"Yang menarik banyak sekali bank baik lokal dan bank asing yang ingin ikut masuk (pembiayaan)," ujar Pandu.
Dirinya merinci, pembiayaan WtE sendiri akan terbentuk dengan porsi 30% ekuitas Danantara yang berasal dari Patriot Bond, dan 70% dari pinjaman. Meski diminati banyak lembaga pembiayaan, Pandu memastikan pihaknya memilih penawaran pembiayaan dengan skema terbaik.
"Kami ingin menemukan yang paling kompetitif, setiap proyek juga bisa beda-beda lembaga pembiayaannya yang memberi utang. Dan ini bukan berarti hanya Himbara, banyak sekali dari luar negeri banyak juga bank-bank dalam negeri di luar Himbara yang sangat tertarik, ya kita akan mencari mana yang terbaik untuk setiap proyek (WtE)," beber Pandu.