c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

24 Februari 2025

16:09 WIB

Danantara Dikepalai Rosan Roeslani, SBY Dan Jokowi Jadi Penasihat

Rosan Roeslani ditunjuk menjadi Kepala Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Rosan akan dibantu sejumlah orang dalam memimpin badan baru tersebut.

Penulis: Al Farizi Ahmad

<p id="isPasted">Danantara Dikepalai Rosan Roeslani, SBY Dan Jokowi Jadi Penasihat</p>
<p id="isPasted">Danantara Dikepalai Rosan Roeslani, SBY Dan Jokowi Jadi Penasihat</p>

Presiden Prabowo mengatakan bahwa Danantara sebagai dana kekayaan Negara atau sovereign wealth fund Indonesia akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menunjuk Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menjadi Kepala Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Rosan akan dibantu sejumlah orang dalam memimpin badan baru tersebut.

Mereka ialah Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO) Danantara, dan Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara. Sebagai CEO Danantara, Rosan juga akan merangkap jabatan sebagai Menteri Investasi.

Adapun Dewan Pengawas Danantara akan dipimpin Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua dan Muliaman Hadad sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas. Para mantan Presiden seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo akan menjadi penasihat Danantara.

Baca Juga: Prabowo Optimis Danantara Jadi Dana Kekayaan Negara Terbesar di Dunia

“Nanti mantan-mantan Presiden itu akan diajak untuk menjadi penasihat, agar lembaga ini betul-betul dikawal, dijaga oleh figur-figur yang penuh integritas dan memang cinta Indonesia,” ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2).

Hasan memastikan Danantara akan dikelola secara transparan. Sebab, Presiden Prabowo sudah sudah mencanangkan akan memerangi korupsi dan menjalankan pemerintahan yang bersih.

"Danantara juga akan dikelola dengan cara yang sama, pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang anti-korupsi, Danantara juga dikelola dengan antikorupsi, dengan pengelolaan yang bersih," imbuhnya.

Adapun Prabowo resmi meluncurkan Danantara hari ini di Istana Kepresidenan Jakarta. Prabowo Subianto menyebut BPI Danantara akan berfokus pada sektor hilirisasi nikel hingga pembangunan pusat data kecerdasan buatan.

Beriringan
Dilansir dari Antara, Menteri Investasi Rosan Roeslani yang saat ini juga menjabat sebagai CEO BPI Danantara, menyatakan kedua posisi tersebut akan dijalankannya secara beriringan.

"Tidak masalah, kita berjalan beriringan," ujar Rosan saat memberikan pernyataan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2).

Dia menjelaskan, sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi, bidang kerjanya sejalan dengan tugas Danantara yang sebagian besar berkaitan dengan investasi.

Hal ini diyakininya akan menciptakan sinergi yang sangat baik ke depan.

Rosan menambahkan dengan menggabungkan kedua peran tersebut, tidak hanya peta jalan investasi dan perizinan yang dapat diurus, tetapi juga dapat dilakukan akselerasi melalui dana yang dikelola oleh Danantara.

Dia menyebut ini di banyak negara seperti Uni Emirat Arab (UAE), Menteri Investasi juga sering merangkap sebagai kepala untuk urusan dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund).

"Jadi itu adalah suatu terobosan yang baru," ucap Rosan.

Baca Juga: OIKN Berharap Kecipratan Investasi Dari Danantara Untuk Bangun IKN

Prabowo mengungkap akan mengalokasikan gelombang pertama investasi di Danantara senilai US$20 miliar untuk sekitar 20 proyek strategis nasional. “Kurang lebih 20 proyek strategis bernilai miliaran dolar akan difokuskan pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan,” kata Prabowo

Dana sebesar US$20 miliar atau Rp300 triliun itu, ujar dia, merupakan hasil penghematan dalam 100 hari pertama kepemimpinannya. 

“Kami berhasil mengamankan lebih dari Rp300 triliun, hampir US$20 miliar, dalam bentuk tabungan negara. Dana yang sebelumnya terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan belanja-belanja yang kurang tepat sasaran," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar