27 Mei 2021
18:30 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Penerapan pembatasan jam operasional, jumlah pengunjung, dan protokol kesehatan masih dilakukan di sejumlah pusat perbelanjaan, toko, hingga restoran. Adaptasi dengan kondisi saat ini memberi ruang pasar ritel untuk berinovasi.
Head of Retail Services Colliers Indonesia Sander Halsema menyebut, beberapa tenant di pasar ritel mengubah konsep yang dimiliki agar tetap bertahan. Lewat perubahan dan inovasi pada berbagai lini tersebut, pertokoan dan pusat perbelanjaan berharap dapat meningkatkan kinerja penjualan.
"Akibat perubahan tersebut, beberapa konsep alternatif lainnya mulai muncul kembali dan berkembang. Mulai dari membuka pop-up store atau cloud kitchen yang melibatkan lebih sedikit modal," katanya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Kamis (27/5).
Hal ini, lanjutnya, menawarkan retailer di berbagai segmen sebuah kesempatan untuk mempertahankan kelanjutan bisnis di pasar. Maupun potensi ekspansi bisnis ke area baru dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Setidaknya, Colliers mencatat ada tiga konsep properti yang bisa mendukung dan bisa dijadikan alternatif untuk bisnis ritel menghadapi kondisi sekarang.
Ruang Ritel Semi-Outdoor
Hanselma menjelaskan, dengan adanya peraturan pembatasan sosial akibat pandemi, banyak pengunjung yang akhirnya mulai mencari pusat perbelanjaan, toko atau bahkan restoran yang memiliki ruang terbuka.
Berbagai gerai pun mencoba memaksimalkan penggunaan area luar ruangan. Diharapkan perubahan ini mampu memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik kepada pengunjung.
"Terutama ditambah dengan adanya layout yang telah disesuaikan dan menggunakan teknologi yang canggih," ujarnya.
Pop-up Stores
Ini adalah pembukaan toko sementara dan berpindah-pindah. Umumnya juga digunakan sebagai alat pemasaran untuk meningkatkan brand awareness atau didirikan di tengah event tertentu.
Pembukaan toko pop-up atau pop-up stores juga Halsema nilai lebih menarik karena risiko finansial yang lebih rendah.
"Biaya (membangun) pop-up stores hanya sebagian kecil dari toko fisik dengan masa sewa yang panjang," paparnya.
Adapun, dirinya mengidentifikasi kelebihan pendirian toko pop up seperti; area yang lebih kecil, biaya fit-out atau dekorasi yang lebih rendah dan periode sewa yang lebih pendek.
Kemudian, hanya membutuhkan staf yang lebih sedikit, biaya operasional lebih rendah serta lebih fleksibel untuk memperluas gerai ke lokasi baru dan menutup gerai yang berkinerja kurang optimal.
Di sisi strategi pemasaran, toko pop-up juga merupakan langkah strategis untuk membuat konsumen tetap sadar akan keberadaan brand dan produk yang ditawarkan.
"Oleh karena itu, lokasi dan strategi pemasaran adalah dua elemen utama untuk memaksimalkan kinerja pop-up stores," ungkapnya.
Cloud kitchens atau Dapur Bersama
Colliers memprediksi, pasar layanan pesan-antar makanan akan meningkat sekitar 42% selama periode 2019-2021. Jumlah itu, kata Hanselma, menunjukkan bagaimana pasar pengiriman makanan telah tumbuh eksponensial dalam dua tahun terakhir.
Cloud kitchens menggantikan restoran dengan layanan lengkap dan menawarkan alternatif yang lebih murah bagi retailer makanan-minuman, untuk berkembang lebih cepat dengan biaya lebih rendah.
"Jumlah cloud kitchens di Indonesia juga meningkat pesat dan menjadi saluran penting bagi retailer mamin untuk berkembang di Indonesia," pungkasnya.