05 Oktober 2022
19:12 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Konsultan properti Colliers Indonesia menyatakan kinerja apartemen sewa di Jakarta sudah mulai membaik pada kuartal III tahun ini setelah meredanya pandemi covid-19 di Indonesia.
"Terkait apartemen sewa kita melihat sudah mulai membaik kinerjanya karena perbatasan negara sudah dibuka dan banyak WNA yang sudah mulai masuk. Tingkat hunian sudah mendekati angka sebelum pandemi," ujar Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparan secara daring di Jakarta, Rabu (5/10), dilansir dari Antara.
Di sektor apartemen sewa tercatat ada 10 proyek yang diprediksi akan beroperasi hingga tahun 2025, sehingga total tambahan pasokan mencapai 1.776 unit. Dengan demikian, lanjutnya, kompetisi kan semakin ketat serta harga sewa diprediksi akan mengalami tekanan dan tumbuh secara moderat sebesar 1 hingga 3 persen.
Collier optimistis terhadap pasar apartemen sewa yang dapat semakin pulih, terlihat dari semakin banyaknya ekspatriat yang masuk ke Indonesia sejak kuartal II tahun ini.
"Di Bulan Desember biasanya aktivitas sewa melambat dan hal yang harus diwaspadai adalah lonjakan pasokan apartemen sewa yang cukup signifikan pada tahun depan," kata Ferry.
Hal sebaliknya terjadi pada sektor apartemen jual atau strata sepanjang kuartal III tahun 2022.
"Kita bisa simpulkan selama kuartal III tahun ini tidak ada penjualan yang menonjol. Hampir semua proyek apartemen mengalami kesulitan dalam menjual produknya, bahkan ada juga beberapa proyek yang tidak mencatatkan transaksi," ujar Ferry.
Penyebabnya adalah tidak ada katalis yang mampu mendorong penjualan, mengingat diskon PPN telah selesai dan tidak ada lagi terobosan setelah itu.
Colliers juga memperkirakan sebanyak 37% dari total 6.019 unit yang rencananya akan rampung pada tahun ini akan terlambat akibat efek dari pandemi.
Selain itu di pasar sekunder, orang-orang banyak menjual apartemen karena motifnya membutuhkan uang. Hal ini, lanjutnya, karena ada kecenderungan individu atau pelaku bisnis memilih pegang uang tunai pada saat kondisi ekonomi yang sedang sulit seperti sekarang.
Dengan kondisi pasar apartemen jual yang kurang kondusif saat ini, menurut dia, harga jual rata-rata akan tetap berada di kisaran Rp35 juta/m2.
Hunian Hotel Didongkrak G20
Ferry menambahkan, gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 memicu peningkatan kinerja hotel di Jakarta dan Bali sampai akhir 2022.
"Sampai akhir 2022 kondisi hotel di Jakarta dan Bali kecenderungannya akan mengalami peningkatan. Salah satu pemicunya karena rangkaian kegiatan acara G20 yang masih akan berlangsung," ujarnya.
Ferry menambahkan pasokan hotel di Jakarta selama kuartal III tahun ini bertambah 220 kamar, sedangkan di Bali tidak ada penambahan.
Penghapusan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri turut mendongkrak kinerja hotel di Jakarta dan Bali, mengingat hal ini menarik bagi pelaku perjalanan bisnis dan wisata.
Untuk Jakarta, lanjut dia, masih cukup banyaknya agenda kegiatan luar jaringan atau luring seperti konser musik yang menjadi potensi bagi hotel. Selain itu semakin banyaknya perjalanan bisnis yang diadakan baik oleh pemerintah, korporasi ataupun individu membantu tingkat keterisian hotel.
Sedangkan di Bali, ia memperkirakan pada tahun depan jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali akan semakin bertambah sehingga mengangkat performa hotel di Pulau Dewata itu.
Sampai akhir 2022 peluang ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku perhotelan untuk bersiap menerima wisatawan lebih banyak lagi, khususnya wisatawan asing.
Sebelumnya Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) KSP Widiarsi Agustina mengatakan bahwa berbagai kegiatan Presidensi G20 di Indonesia berdampak positif dalam pemulihan ekonomi nasional.
Widiarsi menuturkan hampir setahun Indonesia menjalankan keketuaan G20, berbagai pertemuan, diskusi sampai kegiatan budaya telah digelar di Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Labuan Bajo, hingga Papua.
Kedatangan para delegasi, panitia, pekerja acara hingga pengisi acara turut menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.