01 Oktober 2025
17:27 WIB
Cegah Stunting, Bapanas Luncurkan 1.700 Ton Beras Fortifikasi
Bapanas siap mendistribusikan beras fortifikasi sebanyak 1.700 ton sampai akhir 2025. Adapun pendistribusian ini merupakan bantuan Bapanas bagi masyarakat rentan rawan pangan.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Produk beras fortifikasi dalam kemasan yang dijual dalam kegiatan pasar murah yang digelar Perum Bulog Kantor Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang. Antara/Aloysius Lewokeda
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi melaporkan, saat ini Bapanas telah meluncurkan program bantuan pangan beras terfortifikasi dan biofortifikasi bagi masyarakat rentan rawan pangan. Secara khusus, pendistribusian ini dilakukan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berkriteria tertentu.
Bapanas menegaskan, bantuan pangan beras terfortifikasi-biofortifikasi berbeda dari bantuan pangan beras yang dijalankan oleh Bulog. Pada peluncuran perdana ini, Bapanas menyediakan sekitar 1.700 ton beras berfortifikasi-biofortifikasi, dengan kuota penerima masing-masing sebanyak 15 kg.
Secara keseluruhan, anggaran dan pendistribusian beras berfortifikasi-biofortifikasi dilakukan khusus oleh Bapanas.
"Beras fortifikasi itu adalah beras yang diberikan vitamin dan mineral. Vitamin dan mineralnya ini B1, B3, B6, B9, B12, ditambah zinc sama ferum. Itu disiapkan untuk sekitar 1.700 (ton), itu dikasih 15kg sampai dengan akhir tahun, jadi tiga bulan," kata Arief saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Pangan, Jakarta, Rabu (1/10).
Baca Juga: Bapanas: Bantuan Beras Cair Oktober-November, Anggaran Rp7 T
Menurutnya, penyaluran bantuan pangan beras fortfikasi bertujuan untuk mencegah stunting pada masyarakat. Bahkan, ia sempat mengusulkan langsung pada Menteri Kesehatan agar penyaluran komoditas ini bisa disalurkan pada masyarakat sebagai bantuan pangan pada umumnya.
"Sebenarnya saya pernah berbicara seperti ini sama Kementerian Kesehatan juga. Jadi kalau misalnya ini diberikan kan akan lebih baik ya. Misalnya nanti ini bicara ke depan, misalnya bantuan pangan itu ada fortifikasi akan lebih bagus," terangnya.
Baca Juga: Tingkatkan Gizi Masyarakat, Bapanas Susun Standar Beras Fortifikasi
Usul Beras Fortifikasi Dipakai MBG
Sebelumnya, Arief menyatakan bahwa penyaluran beras terfortifikasi dan biofortifikasi ini akan sangat baik jika digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dia berharap, program ini bisa diimplementasikan se-Indonesia karena akan menjamin pemberian nutrisi tambahan masyarakat.
"Kemudian, jika program Makan Bergizi Gratis juga bisa mendapatkan fortifikasi, ini akan sangat baik," tutur Arief, Selasa (30/9).
Arief meyakini, program beras terfortifikasi-biofortifikasi masuk dalam rencana strategis dari pembangunan ketahanan pangan nasional dalam RPJMN 2025-2029.
Baca Juga: Bapanas Dorong Perbaikan Gizi Masyarakat Melalui Fortifikasi Pangan
Sedangkan untuk memastikan mutu dan kualtas beras yang dihasilkan, telah ditetapkan standar kernel beras fortifikasi melalui SNI 9314:2024 dan standar beras fortifikasi melalui SNNI 9372:2025 sebagai acuan mutu dan keamanan beras fortifikasi di Indonesia yang perumusannya digawangi oleh Badan Pangan Nasional.
Adapun Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jawa Barat menjadi lokasi pertama yang menerima bantuan pangan beras terfortifikasi dan biofortifikasi Bapanas.