c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Juni 2023

08:40 WIB

Capaian Ekspor Mei US$21,72 M Tunjukkan Resiliensi Ekonomi

Ekspor Indonesia yang mencapai US$21,72 miliar atau tumbuh 0,96% (yoy), kembali menguat setelah sempat tertahan pada April karena faktor hari kerja yang lebih pendek selama Idulfitri.

Penulis: Khairul Kahfi

Capaian Ekspor Mei US$21,72 M Tunjukkan Resiliensi Ekonomi
Capaian Ekspor Mei US$21,72 M Tunjukkan Resiliensi Ekonomi
Sejumlah pekerja mengawasi aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jum at (16/9/2022). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu menilai, capaian perdagangan internasional Indonesia pada Mei 2023 menunjukkan kinerja positif. 

Ekspor Indonesia yang mencapai US$21,72 miliar atau tumbuh 0,96% (yoy), kembali menguat setelah sempat tertahan pada April karena faktor hari kerja yang lebih pendek selama Idulfitri.

Kinerja positif ekspor bulan Mei juga didorong oleh ekspansi sektor manufaktur negara mitra dagang utama Indonesia di antaranya China, Jepang, India, dan Filipina. 

Secara umum, Kemenkeu menyebut, capaian ini menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia yang tetap solid di tengah perlambatan ekonomi global. 

”Untuk itu, Pemerintah terus berupaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan performa baik ini dengan mengantisipasi berbagai risiko baik dari eksternal maupun domestik yang akan berpengaruh pada ekspor Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (15/6). 

Secara sektoral, menguatnya ekspor terutama didorong oleh sektor pertanian dan manufaktur yang tumbuh masing-masing sebesar 32,38% (yoy) dan 10,34% (yoy). Secara kumulatif, selama Januari-Mei 2023, nilai ekspor Indonesia mencapai US$108,06 miliar.

Sementara itu, impor Indonesia pada Mei 2023 mencapai US$21,28 miliar, kembali tumbuh dua digit di level 14,35% (yoy). Febrio mengatakan, kuatnya pertumbuhan impor ini terutama didorong oleh ekspansi sektor manufaktur Indonesia yang terus berlanjut dan konsumsi domestik yang masih kuat. 

Dilihat dari komponennya, impor barang modal dan barang konsumsi tumbuh sangat tinggi, masing-masing sebesar 60,3% (yoy) dan 36,51% (yoy). Sementara impor bahan baku/penolong tumbuh 4,42%(yoy). 

“Secara kumulatif selama tahun berjalan, impor Indonesia tercatat sebesar US$91,58 miliar,” ungkapnya.

Dengan kinerja ekspor-impor yang menguat, neraca perdagangan Indonesia selama Mei 2023 mencatatkan surplus sebesar US$0,44 miliar atau secara total mencapai US$16,5 miliar dalam lima bulan pertama 2023. 

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 37 bulan berturut-turut. Negara penyumbang surplus terbesar pada Mei 2023 adalah Amerika Serikat, Filipina, dan India.

Ke depan, Kepala BKF memperkirakan, ekspor masih tumbuh positif di tengah menurunnya harga komoditas dengan India menjadi negara tujuan potensial ekspor. Mengingat PMI manufaktur India yang terus ekspansi dengan tren yang meningkat. 

”Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia melalui berbagai upaya mulai dari diversifikasi negara tujuan ekspor, hilirisasi sumber daya alam, hingga optimalisasi perjanjian kerja sama dagang dengan negara mitra,” kata Febrio. 

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, meski menurun drastis secara bulanan, capaian neraca dagang pada Mei masih cukup positif. 

Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 tercatat surplus sebesar US$0,44 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada April 2023 sebesar US$3,94 miliar. 

“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain, guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” papar Erwin, Kamis (15/6). 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar