15 Oktober 2025
14:31 WIB
Capai US$431,9 M, Utang Luar Negeri RI Agustus Melambat 2%
BI mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh melambat 2,0% (yoy) menjadi US$431,9 miliar. Capaian ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 4,2% (yoy) pada Juli 2025.
Petugas melayani penukaran uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarasia Money Changer, Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, Jumat (24/11/2023). Validnews/Darryl Ramadhan
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh melambat 2,0% (yoy) menjadi US$431,9 miliar, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 4,2% (yoy) pada Juli 2025.
"Perkembangan ini (ULN Agustus) terutama bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melansir Antara, Jakarta, Rabu (15/10).
Baca Juga: BI: Utang Luar Negeri RI Juli Berkurang Jadi US$432,5 M
Posisi ULN pemerintah pada Agustus 2025 tercatat sebesar US$213,9 miliar, tumbuh sebesar 6,7% (yoy), atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 9,0% (yoy) pada Juli 2025.
Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Ramdan menyampaikan bahwa ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel, serta pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional.
Baca Juga: Kemenkeu Pastikan Dim Sum Bond On Track, Siap Terbit Kuartal IV/2025
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,4% dari total ULN pemerintah); jasa pendidikan (17,2%); administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,7%); konstruksi (12,3%); transportasi dan pergudangan (9,0%); serta jasa keuangan dan asuransi (8,0%).
Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.
Posisi ULN Swasta
Selanjutnya, posisi ULN swasta tercatat sebesar US$194,2 miliar atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,1 % (yoy) pada Agustus 2025, lebih besar dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,2% (yoy).
Perkembangan ULN swasta tersebut bersumber dari ULN bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,6% (yoy) dan ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang tumbuh melambat menjadi sebesar 0,8% (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik dan gas; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 81,2% terhadap total ULN swasta.
Struktur ULN Agustus Sehat
Ramdan menyampaikan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30,0% pada Agustus 2025, relatif stabil dengan Juli 2025 yaitu 29,9%, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 85,9% dari total ULN.
“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN,” kata Ramdan.
Ia mengatakan, peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.