09 Agustus 2025
17:22 WIB
Butuh Rp14,7 T, Pemkot Semarang Ingin Bangun LRT Sepanjang 78,4 Km
Pemkot Semarang berencana membangun LRT sepanjang 78,4 km dengan investasi Rp14,76 triliun. Upaya ini ditempuh sebagai solusi meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Petugas bertugas di halte Bus Rapid Transit (BRT) Transsemarang di Jalan Pemuda, Semarang, Jateng, Rabu (17/8/2017). Antara Foto/Aditya Pradana Putra/aww/16.
JAKARTA - Pemerintah Kota Semarang berencana membangun kereta api ringan atau LRT sepanjang 78,4 km dengan investasi Rp14,76 triliun. Upaya ini ditempuh sebagai solusi meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menjelaskan, masifikasi penggunaan transportasi publik Semarang diarahkan dengan kendaraan massal berbentuk kereta, seperti yang pernah diupayakan berupa BRT Dedicated Lane.
“Persiapan kita sudah ada, tinggal apakah diizinkan oleh Kementerian Perhubungan atau tidak dengan skema-skema (investasi) tertentu,” kata Agustina dalam talkshow ‘Masa Depan Mobilitas Kota: Integrasi Antarmoda Menuju Transportasi Publik yang Ramah dan Terhbung’, Jakarta, Jumat (8/8).
Baca Juga: Dirjen Hubdat Curhat Program Buy The Service Sempat Ditolak di Daerah
Dia meyakini, operasionalisasi LRT bisa dilakukan di Semarang dengan reaktivasi jalur trem yang pernah ada melalui skema investasi tertentu sehingga bisa menjadi solusi bagi kepadatan lalu lintas.
Meski saat ini pengguna kendaraan di Kota Semarang masih relatif sepi, namun dalam kurun waktu 5-10 tahun kepadatan lalu lintas bisa meningkat. Terlebih, Semarang menjadi salah satu tujuan kota pariwisat favorit.
“Kalau dalam 5-10 tahun ke depan tidak berhasil menambah jumlah moda transportasi publik, saya khawatir Kota Semarang akan menjadi sama (padat) dengan Surabaya dan Jakarta,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, strategi pemilihan LRT sebagai saran transportasi massal juga ditujukan untuk mengantisipasi kepadatan Trans Semarang nantinya. Selain itu, Semarang juga berencana memiliki BRT bertenaga listrik.
Terpenting, dia berharap, semua pengadaan transportasi massal ini bisa dilakukan dengan investasi sesegera mungkin di tengah keterbatasan biaya pembangunan.
Rencananya, LRT Semarang dirancang memiliki 9 koridor yang akan menghubungkan kawasan Simpang Lima dan Penggaron.
Baca Juga: DPR Dorong Pemerataan Transportasi Umum Terintegrasi
Di tahap pertama, ada dua koridor LRT yang dibangun, yakni koridor Simpang Lima-Tawang-Poncol sepanjang 8 km dan koridor Simpang Lima-Bandara Ahmad Yani sepanjang 9,8 km.
“Bagaimana cara pembiayaannya? Ini harus skema investasi, Pemerintah Kota enggak bisa, tidak mungkin (sanggup). Mission impossible kalau kita harus membayar itu semua. Ini harus skema investasi,” imbuhnya.
Sementara Direktur Jenderal Integrasi Transportasi Multimoda Kemenhub Risal Wasal menyampaikan, pemerintah belum bisa secara rinci memberikan dukungan pembangunan LRT di Semarang. Walaupun, pihaknya sudah mengantongi konsep besar LRT bekerja sama dengan DJKA Kemenhub.
“Mereka punya konsep untuk itu ya, untuk pengembangan-pengembangan reaktivasi dan lain-lain sudah ada, dengan DJKA pastinya ya,” ungkap Risal.