27 Desember 2022
16:06 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai, Perum Bulog masih ragu untuk menghabiskan semua stok beras yang sudah tersedia hari ini. Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi karena Perum Bulog belum pernah melakukan strategi serupa selama ini.
Bukan tanpa alasan, penghabisan stok tersebut bertujuan untuk dapat memerangi harga beras di pasaran yang naik sembari menahan laju inflasi. Pada saat yang sama, strategi itu juga dapat mengoptimalkan serapan beras perseroan pada masa panen raya di 2023 nanti.
“Saya minta dihabiskan (stok beras), (tapi) Bulog masih takut. Saya bilang habisin saja stoknya terus, setiap hari jual, toh nanti Februari (2023) saatnya beli (beras petani),” katanya dalam ICMI Talk ‘Polemik Impor Beras di Akhir Tahun’, Jakarta, Selasa (27/12).
Adapun, hingga saat ini, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 70 ribu ton. Sebelumnya, pemerintah menargetkan, hingga akhir Desember 2022, beras impor akan masuk Indonesia sebanyak 200 ribu ton, dari total yang direncanakan sebanyak 500.000 ribu ton.
Rencananya, sisa impor beras ini akan masuk Indonesia pada awal tahun hingga sebelum panen raya terjadi.
Baca Juga: Penyerapan Beras Bulog 2022 Terendah Lima Tahun
Spesifik, Zulhas meminta Bulog agar dapat menyelesaikan impor beras maksimal pada Januari 2023. Pasalnya, di bulan selanjutnya, petani lokal sudah memasuki musim panen
"Saya bilang, Februari-Maret jangan impor lagi karena petani sudah panen," sebutnya.
Oleh karena itu, dalam masa transisi, Kemendag terus mendorong Bulog mengisi pasokan beras medium ke pedagang di pasar rakyat seluruh Indonesia, guna meredam kenaikan harga beras. Hal ini dapat dilakukan melalui Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium menggunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Zulhas mencatat, realisasi KPSH selama 2022 telah mencapai 1.228.585 ton atau naik hingga 60% dibanding tahun sebelumnya. Sementara ini, realisasi KPSH beras medium cenderung tinggi sejak Agustus-Desember 2022; berurutan dari 214.839 ton, 187.681 ton, 160.713 ton, 219.743 ton, dan 186.506 ton.
Pantauannya juga mencatat, realisasi tersebut lebih besar dibandingkan realisasi selama tujuh bulan pertama 2022 yang hanya berkisar paling tinggi di 66.073 ton (Januari 2022) dan terendah di 13.267 ton (Mei 2022).
Harga Beras Masih Tinggi
Sementara itu hingga Desember 2022, berdasarkan pantauan Zulhas, harga beras masih cenderung terus naik dan belum turun. Harga beras medium sejak Juli 2022 telah naik Rp529/kg, dari Rp10.431/kg menjadi Rp10.960/kg.
Selanjutnya, harga beras medium dalam kurun waktu yang sama telah naik Rp411/kg, dari Rp12.464/kg menjadi Rp12.875/kg.
“(Makanya), kita minta Bulog agar berasnya dihabisin saja untuk operasi pasar. Agar bisa menekan harga (beras) yang sekarang terus masih cenderung naik dan belum turun,” terangnya.
Baca Juga: Bulog Pastikan Kedatangan Beras Impor Jamin Stabilitas Harga
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, komoditas beras pada November 2022 masih menyumbang inflasi, yakni sebesar 0,37% (month to month/mom).
Secara umum, sumbangan beras pada inflasi mulai melemah dibanding bulan-bulan sebelumnya, 1,44% (September) dan 1,13% (Oktober).
Badan Pangan Nasional mencatat, hingga pekan ketiga Desember 2022, Perum Bulog memegang stok beras nasional sebanyak 406.055 ton atau sekitar 6,7% dari stok keseluruhan di kisaran 6,04 juta ton. Dibanding stok pekan sebelumnya yang menyentuh 439.054 ton, stok beras perseroan kembali mengalami penurunan sebanyak 32.999 ton.
Pandangan Kontra Impor Beras
Wakil Sekjen Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Maxdeyul Sola menjelaskan, pandangan kontra terhadap impor beras terjadi karena sejumlah hal. Paling kentara, karena Indonesia baru saja mendapatkan penghargaan swasembada dari lembaga internasional.
Tepatnya, Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi oleh IRRI pada Agustus 2022. Begitu pula, angka produksi beras Indonesia yang diestimasi BPS berada pada posisi surplus di tahun ini.
Baca Juga: Rencana Impor Beras Jadi Pukulan Telak Indonesia
Kemudian, tidak optimalnya Bulog dalam membeli produksi gabah petani saat panen raya, padahal saat itu harga sedang jatuh. Pada akhirnya, level stok CBP pada posisi kekurangan, di saat sudah tidak panen raya.
“Ketakutan naiknya harga beras menyebabkan tingginya inflasi. Kementan juga diharapkan dapat memasok (beras) 600 ribu ton dalam waktu dua minggu pada saat tidak panen raya,” terang Max.