25 Maret 2025
09:08 WIB
Bukan PMN, Rosan Beri Sinyal Agrinas Dapat Kucuran Dana Danantara
Danantara sebagai induk Agrinas diminta menyelaraskan semua kegiatan agar sesuai dengan visi misi pencipta lapangan kerja.
Editor: Fin Harini
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani (kanan) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/3/2025). ANTARA/Mentari Dwi Gayati.
JAKARTA - Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani memberi sinyal Agrinas akan mendapatkan kucuran modal dari dividen Danantara, mengingat Agrinas nantinya bakal menjadi bagian dari Danantara.
“Dengan adanya struktur Danantara yang baru ini, Agrinas itu nanti akan menjadi bagian Danantara. Itu mungkin tidak dari Kementerian Keuangan, nanti kami lihat dividen yang kami terima dari BUMN ini,” kata CEO Danantara Rosan menjawab pertanyaan wartawan soal PMN untuk Agrinas saat dia ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/3), dilansir dari Antara.
Rosan melanjutkan, Danantara diminta oleh pemerintah untuk menyelaraskan berbagai program dan kegiatan, termasuk yang menyangkut Agrinas, agar sesuai dengan prioritas pemerintah.
“Jadi, kami analisa dan sesuai kriteria kami, pada intinya, kami, Danantara sebagai induk Agrinas, kami diminta menyelaraskan semua kegiatan agar sesuai dengan visi misi pencipta lapangan kerja, dan melihat hal itu sebagai hal yang positif ya,” sambung Rosan.
Baca Juga: 52 BUMN Resmi Dikelola Danantara, Ini Kata Pengamat
Dia kembali menekankan Danantara masih akan mengkaji dan mengevaluasi soal pembiayaan itu, karena yang menjadi fokus saat ini adalah memperkuat struktur Agrinas.
“Kami akan lihat dan evaluasi, kan strukturnya Agrinas ini harus dibuat semakin kuat ya. Nanti kami evaluasi dan koordinasi dengan Agrinas,” kata CEO Danantara.
Di lokasi yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut, Agrinas kemungkinan tak mendapatkan kucuran dana dari penyertaan modal negara (PMN).
“PMN gak ada, kira-kira itu,” kata Zulhas, panggilan akrab Zulkifli.
Proyek Agrinas
Zulhas menambahkan, terdapat beberapa proyek strategis Agrinas yang saat ini berjalan, mulai dari tambak budi daya ikan, perkebunan sawit, dan sarana pengolahan padi dan jagung.
“(Rencananya) akan dibangun 20.000 hektare di Jawa. Itu budi daya ikan. Kemudian, ada juga dari Agrinas Palma mengenai perkebunan sawit. Ada rencana 1 juta (hektare),” kata Zulhas, menjawab pertanyaan wartawan mengenai hasil rapat.
Dari 1 juta hektare lahan yang diproyeksikan untuk perkebunan sawit itu, ada 221.000 hektare lahan yang akan dikelola untuk tahap awal.
“Namun dari situ, 145.000 hektare perlu perbaikan, yang sisanya perlu tanam baru karena masih kawasan kosong. Sambil tunggu 145.000 hektare, nanti dibangun juga pakan. Jadi, pakan tidak tergantung satu, dua perusahaan, akan ada enam lokasi hub pangan,” kata Menko Zulhas pula.
Walaupun demikian, Zulhas tidak menyebutkan lebih lanjut lokasi enam hub pakan tersebut.
Baca Juga: Thaksin Shinawatra, Sosok Kontroversial dalam Jajaran Dewan Penasihat Danantara
Kemudian, Zulhas juga menyebut rencana fasilitas penggilingan (rice milling unit/RMU) untuk mengolah gabah padi dan jagung.
Saat ditanya mengenai kapan rencana-rencana itu diwujudkan, Zulhas menjawab beberapa sudah berjalan.
Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah menterinya ke Istana untuk rapat terbatas membahas, di antaranya soal Agrinas. Agrinas merupakan transformasi dari tiga BUMN karya yang difokuskan untuk mengerjakan proyek-proyek ketahanan pangan, perkebunan, dan perikanan.
Tiga BUMN karya yang bertransformasi itu, yaitu Virama Karya menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara, Yodya Karya menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara, dan Indra Karya menjadi PT Agrinas Palma Nusantara.
Menteri-menteri yang ikut rapat di antaranya mencakup Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Investasi/CEO Danantara Rosan P. Roeslani, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Dalam rapat yang sama, ada pula Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novy Helmy Prasetya.