c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

19 Maret 2025

18:26 WIB

Bukalapak Catatkan Rugi Bersih Rp1,54 Triliun Di 2024 

BUKA kembali membukukan kerugian sepanjang 2024. Berdasarkan laporan keuangan, rugi bersih BUKA menjadi Rp1,54 triliun atau naik 13,26% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,36 triliun.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Bukalapak Catatkan Rugi Bersih Rp1,54 Triliun Di 2024&nbsp;</p>
<p id="isPasted">Bukalapak Catatkan Rugi Bersih Rp1,54 Triliun Di 2024&nbsp;</p>

Bukalapak merupakan salah satu perusahaan perdagangan elektronik Indonesia.Shutterstock/Mojahid Mottakin

JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali membukukan kerugian yang sepanjang 2024. Berdasarkan laporan keuangan BUKA, rugi bersih perusahaan menjadi Rp1,54 triliun atau naik 13,26% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,36 triliun.

Peningkatan rugi bersih lantaran perseroan mencatatkan kenaikan bahan baku dan barang habis pakai sepanjang 2024 sebesar Rp3,74 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,38 triliun.

Hal yang sama juga terjadi di pos-pos lainnya seperti beban manfaat karyawan yang meningkat Rp42,5 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp22,75 miliar.

Selanjutnya, beban penyusutan dan amortasi terlihat meningkat hampir dua kali lipat menjadi sebesar Rp84,93 miliar pada 2024, atau meningkat dibandingkan sebesar Rp44,78 miliar di 2023.

Beban lainnya juga mengalami peningkatan yang signifikan dari 2023 yang sebesar Rp2,62 triliun menjadi Rp3,06 triliun pada 2024. Peningkatan beban operasional ini membuat rugi usaha Bukalapak membengkak.

Kenaikan beban tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan. Sepanjang 2024, BUKA mencatatkan pendapatan Rp4,46 triliun, atau naik tipis 0,50% ketimbang 2023 yang sebesar Rp4,43 triliun.

Strategi Bisnis
Ke depan, CEO BUKA Willix Halim meyakini, restrukturisasi yang dilakukan perusahaan akan membuka jalan bagi peningkatan kinerja. 

"Perusahaan memperkirakan pendapatan marketplace akan tumbuh lebih cepat dibandingkan Online-to-Offline (O2O) dalam beberapa kuartal mendatang seiring dengan penajaman strategi bisnisnya," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (19/3). 

Baca Juga: Bukalapak Ajukan PKPU Harmas

Tecermin, pada kuartal IV/2024, BUKA mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 7% secara kuartalan (qoq), yang terutama didorong oleh kenaikan 21% pada pendapatan marketplace. Pendapatan O2O juga mengalami penurunan 9% akibat restrukturisasi segmen FMCG.

"Sebagai bagian dari penyesuaian strategisnya, Bukalapak telah merampingkan bisnis non-inti, dengan fokus pada efisiensi operasional dan profitabilitas yang berkelanjutan," katanya.

Transisi ini disebut telah berdampak pada pendapatan dan margin kontribusi dalam jangka pendek. Penghematan biaya General & Administrative (G&A) telah menutupi dampak penurunan jangka pendek ini, membuka jalan bagi peningkatan kinerja di masa depan. 

Setelah mengeluarkan one-off legal dan biaya restrukturisasi one-off, beban G&A membaik dari minus Rp260 miliar pada kuartal III/2024 menjadi minus Rp156 miliar pada kuartal IV/2024.

Adjusted EBITDA sepanjang 2024 meningkat sebesar 28% secara tahunan (yoy). Penyesuaian terhadap EBITDA untuk sepanjang 2024 mencakup kerugian mark-to-market pada kepemilikan BBHI, yang lebih tinggi pada sepanjang 2023. 

Baca Juga: Apa Yang Perlu Dipelajari Dari Kegagalan Bukalapak?

Sementara itu, core earnings meningkat dari Rp42 miliar pada sepanjang 2023 menjadi Rp443 miliar pada sepanjang 2024, terutama didukung oleh penurunan G&A berupa biaya staf dan IT yang lebih rendah setelah disesuaikan dengan biaya restrukturisasi satu kali, serta peningkatan pendapatan keuangan.

“Saat kami bertransisi menuju model bisnis yang lebih ramping dan berkelanjutan, kami telah mengambil langkah strategis untuk mengoptimalkan operasi kami. Upaya kami dalam merampingkan bisnis non-inti dan meningkatkan efisiensi operasional mulai menunjukkan hasil positif,” ujar Willix Halim.

Ke depan, BUKA akan fokus pada empat segmen bisnis utama, yakni Mitra Bukalapak, Gaming, Retail, dan Investment, dengan menyesuaikan struktur pelaporan keuangannya mulai kuartal I/2025. 

"Pada tahun 2025, Bukalapak mengharapkan pertumbuhan pendapatan dan margin kontribusi yang berkelanjutan di seluruh segmen bisnis intinya, serta operasional yang lebih efisien yang akan mendorong peningkatan profitabilitas secara berkelanjutan," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar