21 Maret 2025
15:15 WIB
BSI: Emas Tetap Jadi Instrumen Lindung Nilai Pilihan Utama Investor
BSI menilai emas tetap menjadi instrumen lindung nilai pilihan utama investor terhadap ketidakpastian. Harga emas cenderung bergerak positif dari waktu ke waktu.
Editor: Khairul Kahfi
Seorang model menunjukkan replika emas batangan BSI saat peluncuran BSI Gold di Jakarta, Kamis (28/11/2024). Antara Foto/Fauzan/aww.
JAKARTA - Direktur Sales and Distribution PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Anton Sukarna mengatakan, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian.
“Apalagi bila melihat tren harga emas dunia yang cenderung meningkat, investasi emas merupakan langkah yang tepat,” kata Anton melansir Antara, Jakarta, Jumat (21/3).
Pada 20 Maret 2025, harga emas di Indonesia menembus Rp1.732.000 per gram. Angka tersebut meningkat Rp19.000 atau sekitar 1,11% dibandingkan hari sebelumnya.
Dengan posisi ini, harga emas telah mengalami kenaikan senilai Rp263.360 atau 18,33% sejak awal 2025 (year-to-date/ytd) dan naik Rp618.360 atau 55,52% secara tahunan (year-on-year/yoy).
BSI mencatat, kenaikan harga emas mencerminkan minat investor yang meningkat terhadap aset safe haven.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp5.000 Per Gram, Sentuh Rekor Baru
Adapun, per 20 Maret 2025, harga BSI Emas Digital di platform BYOND by BSI mencapai Rp1.732.000 per gram, atau naik Rp19.000 dari Rp1.713.000 per gram pada 19 Maret 2025.
Mengacu pada harga emas Antam, harga emas mencapai Rp1.774.000 per gram pada 20 Maret 2025 atau naik Rp15.000 dari Rp1.759.000 per gram pada 19 Maret 2025.
Sementara itu, dalam enam bulan terakhir, harga emas tercatat naik sekitar 22% dari Rp1,45 juta ke Rp1,77 juta per gram. Menurut BSI, kondisi ini berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis emas BSI, khususnya penjualan emas melalui platform digital BYOND.
Per 19 Maret 2025, penjualan BSI Emas Digital tumbuh secara tahunan sebesar 240% (yoy) dan tumbuh hampir 70% sepanjang bulan berjalan (month-to-date/mtd). Sedangkan, di saat yang sama, saldo BSI Emas Digital tercatat tumbuh sebesar 99% (yoy) dan tumbuh sebesar 28% (ytd).
Anton mencatat, saat ini jumlah nasabah BSI Emas Digital hampir mencapai 200 ribu nasabah. Perseroan berekspektasi nasabah BSI Emas Digital akan meningkat hingga 2-3 kali, dengan melihat kondisi harga emas yang terus meningkat dan mendorong masyarakat untuk membeli emas.
BSI Emas Digital sendiri merupakan salah satu layanan bank emas (bullion bank) yang bisa diakses nasabah melalui BYOND. Melalui layanan ini, nasabah juga dapat menarik atau mencetak emasnya melalui kantor cabang.
"Perseroan selalu berkomitmen menghadirkan layanan yang terbaik dan produk-produk yang akan memberikan manfaat positif untuk nasabah. Selain BSI Emas Digital, perseroan menghadirkan BSI Gold yang juga merupakan produk dari layanan bank emas," urainya.
Baca Juga: Menteri BUMN: Bullion Bank Untuk Perdagangan Emas RI Lebih Terorganisir
BSI Gold dapat diakses dengan harga yang kompetitif karena bisa dimulai dengan 5 gram atau setara Rp8.617.300 yang dapat dilakukan dengan mekanisme cicil emas. Emas yang dijual juga memiliki standar 99,99% dengan harga jual serta harga beli yang lebih kompetitif yang akan otomatis terkonversi ke dalam emas.
Anton mengatakan, emas menjadi instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi dan safe haven. Oleh sebab itu, perseroan semakin masif menggarap potensial market yang cocok dengan model bisnis bank emas karena emas bisa dimiliki oleh seluruh segmen nasabah.
“Total omset bisnis emas BSI saat ini mencapai Rp28,7 triliun. Kami optimis kehadiran BSI sebagai bank emas pertama di Indonesia akan menjadi new game changer untuk memberikan diversifikasi instrumen investasi syariah yang aman, mudah dan bisa diakses kapanpun dan di manapun,” kata Anton.