c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

01 September 2025

12:31 WIB

BPS: Tomat dan Cabai Jadi Biang Kerok Deflasi Agustus 0,08%

BPS melaporkan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,08% (mtm) pada Agustus 2025. Deflasi dipicu oleh komoditas tomat, cabai rawit, dan bensin. 

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="auto" id="isPasted">BPS: Tomat dan Cabai Jadi Biang Kerok Deflasi Agustus 0,08%</p>
<p dir="auto" id="isPasted">BPS: Tomat dan Cabai Jadi Biang Kerok Deflasi Agustus 0,08%</p>

Ilustrasi - Pedagang menimbang cabai rawit pesanan pembeli di pasar Kamis Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Kamis (30/11/2023). Antara/Adiwinata Solihin

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,08% (month-to-month/mtm) pada Agustus 2025.

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,60 pada Juli menjadi 108,51 pada Agustus 2025.

Adapun, inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,31% secara tahunan (yoy) dan inflasi 1,60% sepanjang tahun berjalan (ytd).

Dari kelompok pengeluaran, deflasi terbesar datang dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,29% (mtm) dan memberikan andil pada deflasi sebesar 0,08%.

“Komoditas yang dominan mendorong deflasi pada kelompok ini adalah tomat yang memberikan andil deflasi sebesar 0,10%,” jelasnya dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (1/9).

Baca Juga: Didorong Beras, BPS: RI Alami Inflasi 0,30% Pada Juli 2025

Komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi adalah cabai rawit dengan andil sebesar 0,07%. Kemudian tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar 0,03%, berikutnya bensin dengan andil 0,02% 

Selain itu, Pudji juga menyampaikan, ada beberapa komoditas yang masih memberikan andil inflasi pada Agustus 2025. Antara lain, bawang merah dan beras yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,03%.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, komponen inflasi Agustus 2025 secara bulanan bervariasi.

"Pertama, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,06% (mtm) dan memberikan andil inflasi sebesar 0,04%," terang dia.

Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi untuk komponen inti adalah biaya kuliah, emas dan perhiasan, serta biaya sekolah dasar.

Kedua, komponen harga bergejolak (volatile food) mengalami deflasi sebesar 0,61% (mtm) dan andil deflasi terbesar sebesar 0,1%. Deflasi komponen ini mayoritas berasal dari komoditas tomat, cabe rawit dan bawang putih.

Ketiga, komponen harga diatur pemerintah (administered price) juga mengalami deflasi sebesar 0,08% (mtm) dengan andil sebesar 0,02%. Deflasi komponen ini didominasi oleh tarif angkutan udara dan bensin.

Per Agustus 2025, Sebanyak 27 Provinsi Alami Deflasi
Sementara berdasarkan sebaran wilayah, sebanyak 11 provinsi mengalami inflasi dan 27 provinsi mengalami deflasi pada Agustus 2025.

"Inflasi tertinggi terjadi di Sumatra Utara yaitu sebesar 1,37% (mtm), sedangkan deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara yaitu sebesar 1,9%%," ujar Pudji.

Baca Juga: BPS: Indonesia Alami Inflasi 0,19% Di Juni 2025

Sementara di Pulau Jawa, deflasi terendah terjadi di DKI Jakarta sebesar 0,05% (mtm), desangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Banten sebesar 0,32% (mtm).

Lalu, deflasi terendah di wilayah Kepulauan Bali-Nusra terjadi di Bali sebesar 0,39% (mtm), sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 0,55% (mtm).

Di pulau Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 0,06% (mtm), sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 0,44% (mtm).

Di Pulau Sulawesi, inflasi tertinggu terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,06% (mtm), sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 1,11% (mtm).

Selanjutnya, di kepulauan Maluku-Papua inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 0,87% (mtm), sedangkan deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara sebesar 1,90% (mtm).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar