c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

27 September 2025

11:02 WIB

Bos BGN Soal MBG 2026: Serap Rp1,2 Triliun Per Hari

Dadan Hindayana memastikan penyerapan anggaran MBG Rp1,2 triliun per hari akan langsung berjalan di hari pertama 2026.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Bos BGN Soal MBG 2026: Serap Rp1,2 Triliun Per Hari</p>
<p id="isPasted">Bos BGN Soal MBG 2026: Serap Rp1,2 Triliun Per Hari</p>

Para siswa sekolah rakyat menikmati makan siang dalam program makan bergizi gratis bersama di ruang kantin sekolah. ValidNewsID/Hasta Adhistra Ramadhan

JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, dirinya optimis program MBG mampu menyerap anggaran Rp1,2 triliun per hari di tahun 2026. Hal tersebut diungkap Dadan, dalam merespon total anggaran MBG di tahun tersebut yang terbilang jumbo mencapai Rp335 triliun.

“Tahun depan, mulai hari pertama kita akan serap Rp1,2 triliun per hari. Jadi penyerapannya tahun depan sudah tidak lagi masalah. Bahkan mungkin penyerapannya pasti sekali Rp1,2 triliun per hari tahun depan,” tegas Dadan usai pertemuan bersama Menteri Keuangan Purbaya di kantor BGN, Jakarta, Jumat (26/9).

Baca Juga: BGN Minta Tambah Rp28 T, Anggaran MBG 2025 Sentuh Rp99 T

Demi bisa mencapai target tersebut, Dadan mengatakan pihaknya sedang mengejar realisasi pendirian SPPB secara penuh di tahun 2025, yang menargetkan terbentuknya 25.400 SPPG aglomerasi dan 6.000 SPPG terpencil.

Adapun penerima manfaat yang ditargetkan merasakan program MBG mencapai 82,9 juta peserta yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, dan balita hingga usia sekolah, dengan tujuan memperkuat kualitas sumber daya manusia sejak dini melalui pemenuhan kebutuhan gizi.

Tepis Tudingan SPPG Fiktif
Dalam kesempatan sama, Dadan juga menepis tudingan yang beredar mengenai adanya ribuan SPPG fiktif di lapangan. Menurutnya, ribuan SPPG yang dimaksud bukan fiktif, melainkan SPPG yang gagal mengajukan mitra lantaran tidak mengajukan keseriusan dalam proses pendaftaran dan langkah-langkah verifikasi.

Dia menjelaskan, dalam proses pengajuan setiap calon mitra SPPG akan diminta menunjukkan bukti kepemilikan legalitas untuk lahan yang akan digunakan dan juga legalitas yayasan, termasuk kios spasial.

“Kalau lengkap kita verifikasi akan masuk ke proses persiapan. Di dalam proses persiapan dia boleh membangun dari awal atau renovasi dan dikasih waktu 30 sampai 45 hari. Nah, kasus yang banyak terjadi, banyak yang sudah dapat dan sudah masuk dalam proses persiapan tidak menunjukkan aktivitasnya selama 20 hari,” urai Dadan.

Baca Juga: Prabowo Restui Menteri Keuangan Realokasi Anggaran MBG Yang Mandek

Sebab itu, calon mitra yang tidak menunjukkan aktivitas renovasi atau pembangunan dalam kurun waktu 20 hari akan otomatis menerima kebijakan rollback atau reset dari proses persiapan ke proses pengajuan.

Dari langkah tersebut, BGN mencatat terdapat sekitar 6.000 calon mitra yang kurang serius. Dari jumlah tersebut, BGN telah membuka layanan pengaduan dan telah kembali melakukan kontak dengan 2.100 calon mitra SPPG. Sementara itu sekitar 3.900 mitra yang tidak serius, menurut Dadan, akan segera hilang dari sistem sehingga memunculkan kuota kebutuhan SPPG baru.

Dadan menegaskan, ungkapan fiktif bisa diberikan jika sudah ada mitra yang disetujui menjadi SPPG dan mendapatkan virtual account untuk pembayaran, tapi tidak menjalankan operasional MBG dan berstatus tidak jelas.

“itu namanya fiktif, (kalau) ini enggak. Mereka membangun saja belum kemudian setelah proses persiapan tidak serius, kita rollback ke belakang, itu yang kita temukan 6.000 lebih. Bukan fiktif, tapi mitra yang tidak serius,” tegas Dadan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar