c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

18 September 2025

20:28 WIB

BNI Siap Genjot Kredit Produktif Usai BI Pangkas Suku Bunga

Penurunan suku bunga acuan BI memberikan sinyal positif bagi industri perbankan sekaligus menjadi dorongan bagi dunia usaha.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">BNI Siap Genjot Kredit Produktif Usai BI Pangkas Suku Bunga</p>
<p id="isPasted">BNI Siap Genjot Kredit Produktif Usai BI Pangkas Suku Bunga</p>

Ilustrasi logo bank BNI yang terdapat di kota Surabaya. Shutterstock/DODO HAWE.

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) menyatakan kesiapan untuk memanfaatkan pelonggaran kebijakan moneter secara optimal. Hal itu sebagai respons dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%.

Adanya penurunan suku bunga acuan atau BI-Rate ini dinilai sebagai stimulus penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, penurunan suku bunga acuan BI memberikan sinyal positif bagi industri perbankan sekaligus menjadi dorongan bagi dunia usaha.

Dengan biaya dana yang lebih efisien, bank memiliki peluang untuk memperkuat pembiayaan, menekan beban bunga kredit, dan memberi ruang lebih luas bagi sektor riil untuk berkembang.

Baca Juga: Semester I/2025, Penyaluran Kredit UMKM Non-KUR BNI Tumbuh 9,2%

"Pelonggaran suku bunga acuan ini menjadi momentum bagi perbankan, termasuk BNI, untuk meningkatkan penyaluran kredit produktif dengan biaya dana yang lebih efisien. Kami melihat langkah BI ini selaras dengan upaya pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Okki dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (18/9).

Lebih lanjut, Okki menjelaskan, keputusan BI tersebut membuka ruang bagi penurunan suku bunga kredit, peningkatan likuiditas, serta penguatan daya serap pembiayaan ke sektor-sektor prioritas. Hal tersebut dinilai dapat mempercepat pemulihan daya beli masyarakat sekaligus mendorong ekspansi pelaku usaha.

"BNI akan memanfaatkan momentum ini untuk mengarahkan pembiayaan pada sektor-sektor produktif, seperti UMKM, perumahan rakyat, perdagangan, dan industri, sehingga manfaatnya langsung dirasakan masyarakat," tambahnya.

Meski memperluas penyaluran kredit, BNI menegaskan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan kredit dan kualitas aset.

Perseroan berupaya menyalurkan pembiayaan secara hati-hati dengan tetap mengedepankan prinsip tata kelola yang baik.

"Kami optimistis dengan kombinasi stimulus moneter dari BI dan kebijakan fiskal pemerintah, prospek pertumbuhan kredit BNI akan semakin kuat sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional," kata Okki.

BNI percaya penurunan suku bunga acuan akan semakin memperkuat sinergi antara kebijakan moneter dan strategi pembiayaan perseroan, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Baca Juga: Mulai Membaik, Kredit Perbankan Agustus Tumbuh 7,56%

Terpisah, kepada Validnews, Kamis (18/9), EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyampaikan pihaknya turut mendukung keputusan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga pada RDG September 2025.

BCA melihat kebijakan ini sebagai langkah strategis bank sentral dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

"Kami mengapresiasi keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 4,75%. Kami melihat kebijakan ini merupakan langkah strategis BI dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi," ujar Hera.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, dalam menentukan kebijakan suku bunga, BCA mempertimbangkan beberapa hal. Mulai dari suku bunga acuan hingga kondisi pasar.

"BCA senantiasa mencermati perkembangan suku bunga acuan, parameter makroekonomi lainnya, kondisi likuiditas sektor perbankan, dan kondisi pasar yang dipengaruhi faktor permintaan dan penawaran," imbuhnya.

Adapun saat ini, Hera menilai bahwa suku bunga BCA termasuk salah satu yang kompetitif di pasar.

BCA senantiasa melakukan review secara berkala dan memperhatikan tingkat suku bunga kredit pada level yang dapat diterima pasar, serta memperhatikan daya beli masyarakat.

Penurunan Suku Bunga Bank Masih Lambat
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga deposito dan kredit lebih cepat. Lantaran, BI menilai penurunan suku bunga perbankan saat ini masih berjalan lambat.

Dengan penurunan suku bunga perbankan yang lebih cepat, diharapkan dapat meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan.

"Bank Indonesia memandang suku bunga deposito dan kredit perbankan perlu segera turun sehingga dapat meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan sebagai bagian upaya bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan Program Asta Cita Pemerintah,” kata Perry dalam konferensi pers secara daring, Rabu (17/9).

Rincinya, Perry mengatakan, dibandingkan dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 basis poin (bps), suku bunga deposito 1 bulan hanya turun sebesar 16 bps dari 4,81% pada awal 2025 menjadi 4,65% pada Agustus 2025.

Hal ini terutama dipengaruhi oleh pemberian special rate kepada deposan besar yang mencapai 25% dari total dana pihak ketiga (DPK) bank.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar