c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

20 Agustus 2025

18:36 WIB

Bioavtur Dari Minyak Jelantah Garapan Pertamina Resmi Mengudara

Pertamina resmikan penerbangan Pelita Air rute Jakarta-Bali menggunakan SAF, yakni bioavtur berbasis minyak jelantah.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Bioavtur Dari Minyak Jelantah Garapan Pertamina Resmi Mengudara</p>
<p id="isPasted">Bioavtur Dari Minyak Jelantah Garapan Pertamina Resmi Mengudara</p>

Ilustrasi. CN235-220 melakukan uji terbang memakai bahan bakar Bioavtur J2.4 yang merupakan campuran 2,4% minyak inti kelapa sawit dengan minyak fosil. Antara/HO-Kementerian ESDM/am

JAKARTA - PT Pertamina resmi melakukan penerbangan perdana Sustainable Aviation Fuel (SAF), yakni bioavtur berbasis Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah. Penerbangan itu dilakukan oleh maskapai anak usaha Pertamina, yakni Pelita Air dengan rute Jakarta-Bali.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan penerbangan Pelita Air dengan SAF itu jadi bukti komitmen Pertamina untuk mencapai swasembada energi dan mendukung transisi menuju energi yang lebih bersih.

Pertamina SAF sendiri merupakan bahan bakar pesawat berkelanjutan yang dihasilkan lewat teknologi co-processing antara kerosene dan minyak jelantah. Produk tersebut diproduksi di Kilang Pertamina RU IV Cilacap.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Tambah Titik Pengumpulan Minyak Jelantah

Selain itu, SAF pun menjadi yang pertama di Indonesia yang memenuhi standar kualitas internasional DefStan 91-091. Kemudian, Pertamina SAF juga telah mengantongi sertifikat International Sustainability & Carbon Certification (ISCC).

"Artinya, sudah sesuai standar Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dari mulai pengumpulan UCO-nya, fasilitas produksi di kilang, sampai kepada fasilitas transportasi/distribusi SAF," ucap Simon lewat keterangan tertulis, Rabu (20/8).

Dia menambahkan, pihaknya juga telah mendapatkan sertifikasi Renewable Energy Directive European Union (RED EU) untuk produk Pertamina SAF. Seluruh sertifikasi yang didapatkan, jelas Simon, jadi cerminan nyata seluruh rantai pasok Pertamina SAF sudah memenuhi standar keberlanjutan global.

Karena itu, SAF disebut Simon sebagai tonggak awal pengembangan bisnis masa depan PT Pertamina. Apalagi, Pertamina jadi perusahaan pertama di ASEAN yang mampu mengembangkan ekosistem bioavtur dari hulu ke hilir.

"Pertamina SAF menandai tonggak awal pengembangan bisnis masa depan Pertamina, dan Indonesia. Pertamina sebagai Regional Champion SAF merupakan satu-satunya perusahaan yang mampu menciptakan ekosistem hulu-hilir SAF di kawasan ASEAN," kata dia.

Implementasi yang sudah berjalan dengan baik di Refinery Unit (RU) IV Cilacap kelolaan PT Kilang Pertamina Internasional juga bakal direplikasi pada fasilitas co-processing RU II Dumai dan RU VI Balongan.

Baca Juga: Segera Mengudara, Pertamina Kebut Produksi Avtur Minyak Jelantah

Dari sisi suplai bahan baku, Pertamina Patra Niaga bakal terus meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengumpulkan minyak jelantah pada titik-titik strategis yang telah ditetapkan.

"Harapannya, kegiatan ini mampu membuka peluang ekonomi sirkuler di tingkat lokal yang menopang energi Indonesia. Sementara itu, dari sisi pasar, penggunaan Pertamina SAF akan terus didorong penggunaannya terutama oleh Pelita Air dan penerbangan internasional," tuturnya.

Sementara itu, Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan berterima kasih pada jajaran direksi dan pemangku kepentingan yang telah menyukseskan penerbangan perdana menggunakan Pertamina SAF.

"Mulai dari Pertamina Patra Niaga yang bersatu dengan masyarakat secara aktif memberikan minyak jelantah hasil dari rumah, restoran, cafe, lalu diolah KPI, dijual kembali oleh Patra Niaga, dan sekarang digunakan oleh Pelita Air. Semoga SAF bisa digunakan maskapai lain baik domestik maupun internasional," tandas pria yang akrab disapa Iwan Bule tersebut.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar