c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

31 Desember 2024

15:11 WIB

BI: Uang Palsu Di Makassar Punya Kualitas Rendah

Uang palsu di Gowa merupakan uang palsu dengan kualitas yang sangat rendah dan mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p>BI: Uang Palsu Di Makassar Punya Kualitas Rendah</p>
<p>BI: Uang Palsu Di Makassar Punya Kualitas Rendah</p>

Ilustrasi. Barang bukti mata uang rupiah palsu saat rilis pengungkapan kejahatan mata uang palsu di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/3/2022). Antara Foto/Galih Pradipta/wsj/aa.

JAKARTA - Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim menyampaikan hasil penelitian pihaknya terhadap sampel barang bukti berupa uang palsu di Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dia menegaskan bahwa temuan uang palsu di Gowa merupakan uang palsu dengan kualitas yang sangat rendah dan mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D.

"Sehubungan dengan pengungkapan kasus uang palsu di Gowa, Sulawesi Selatan, berdasarkan penelitian BI atas sampel barang bukti, teridentifikasi bahwa barang bukti tersebut merupakan uang palsu dengan kualitas yang sangat rendah dan sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang)," kata Marlison dalam keterangan resmi, Selasa (31/12).

Lebih lanjut, dia menjelaskan, uang palsu tersebut dicetak dengan menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa, sehingga tidak terdapat pemalsuan menggunakan teknik cetak offset sebagaimana berita yang beredar. 

"Hal tersebut sejalan dengan barang bukti mesin cetak temuan Polri yang merupakan mesin percetakan umum biasa, tidak tergolong ke dalam mesin pencetakan uang," imbuhnya.

Baca Juga: Beredar Uang Palsu Di UIN Makassar, BI Ajak Masyarakat Kenali Ciri Uang Asli

Selain itu, tidak ada unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan, antara lain benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV hanya dicetak biasa menggunakan sablon, serta kertas yang digunakan merupakan kertas biasa. 

Uang palsu yang ditemukan berpendar di bawah lampu U berkualitas sangat rendah pendaran yang berbeda baik dari segi lokasi, warna, dan bentuk dengan uang Rupiah asli. 

Oleh karena itu, Marlison mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir untuk tetap dapat bertransaksi secara tunai.

Kendati demikian, dia mengingatkan kembali agar masyarakat tetap perlu berhati-hati dan mengenali ciri-ciri uang asli dengan cara 3D. 

"Hal ini dapat diakses pada website BI pada https://www.bi.go.id/id/ rupiah/gambar-uang/Default. aspx," tutur dia.

Baca Juga: BI: Temuan Uang Palsu 2024 Turun Jadi 2 Lembar Per Satu Juta Lembar Uang

Sementara itu, terkait temuan Polres Gowa yang diduga merupakan sertifikat palsu Surat Berharga Negara palsu dan Deposito BI, Marlison menegaskan bahwa BI tidak pernah menerbitkan dokumen sertifikat deposito BI. 

Sedangkan, kepemilikan SBN bersifat scripless (tanpa warkat), artinya tidak ada dokumen sertifikat kepemilikan yang dipegang oleh investor karena kepemilikan investor tersebut dicatatkan secara elektronik.

Perkembangan Temuan Uang Palsu di 2024
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), temuan uang palsu menunjukkan tren yang semakin menurun seiring dengan meningkatnya kualitas uang berupa bahan uang, teknologi cetak, dan unsur pengaman yang semakin modern dan terkini.

Di samping itu, juga terus digalakkannya edukasi cara mengenal ciri keaslian uang Rupiah secara masif dan sinergi erat seluruh unsur Botasupal. 

Sepanjang tahun 2024, rasio uang palsu tercatat sebesar 4 lembar dalam setiap 1 juta uang yang beredar (4 ppm/piece per million), atau terus menurun dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2022 dan 2023, misalnya, tercatat lebih besar, yakni masing-masing 5 ppm. Sedangkan pada era pandemi covid-19 atau tahun 2021 jauh lebih besar, yakni tercatat 7 ppm, dan 2020 bahkan tercatat 9 ppm. 

"Uang palsu bukan merupakan uang Rupiah yang dapat ditransaksikan dan tidak memiliki nilai," tegas Marlison.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar