23 November 2023
20:45 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menjamin kecukupan jumlah uang yang bakal beredar di Indonesia pada momen Natal-Tahun Baru (Nataru), Pemilu, hingga Ramadan-Idulfitri 2024. Jika dibandingkan momen 2014 dan 2019, peredaran uang disinyalir akan lebih tinggi.
Deputi Gubernur BI Doni P Joewono menyampaikan, hal itu bisa terjadi lantaran peredaran uang pada 2014 dan 2019 hanya diliputi momen Pemilu dan Ramadan-Idulfitri.
Karenanya, antisipasi sudah dilakukan BI untuk menjaga kondusivitas perekonomian pada momen akhir tahun ini hingga awal-awal tahun depan.
“Kami sudah hitung-hitung dan punya policy, jadi kebijakannya tentu akan mengoptimalkan uang yang layak edar dan biasanya uang-uang baru itu untuk yang merayakan Natal-Tahun Baru sama Ramadan-Idulfitri,” kata Doni menjawab pertanyaan wartawan usai RDG-BI Edisi November 2023, Jakarta, Kamis (23/11).
Otoritas moneter juga sudah mulai melakukan distribusi uang tersebut sebagai antisipasi kebutuhan uang masyarakat lewat skema front loading. Agar kebutuhan uang tersebut tidak mandek atau crowded selama lima bulan ke depan.
Baca Juga: Sambut Nataru, BRI Siapkan Uang Tunai Rp25,2 Triliun
“Ketiga, kami sudah koordinasi dan bersinergi dengan perbankan untuk menyiapkan hal ini. Tentunya, kalau dari sisi angka (kenaikan kebutuhan uang), kami sementara menghitung sekitar 6-8% dari kebutuhan yang normal,” jabarnya.
Berkaca dari momen sama tahun lalu, BI memasok kebutuhan uang tunai rupiah sebanyak Rp117,7 triliun selama momentum Natal dan Tahun Baru 2022/23.
Sementara itu, Bank Indonesia menyiapkan uang tunai sebanyak Rp195 triliun kala menyambut momen Ramadan-Idulfitri 2023.
Dalam paparan, Gubernur BI Perry Warjiyo melaporkan, sementara ini kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
Pada Oktober 2023, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 17,67% (yoy) sehingga mencapai Rp41,71 triliun. Kemudian, nilai transaksi digital banking tercatat Rp5.118,89 triliun atau tumbuh sebesar 15,57% (yoy).
Adapun, nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 186,08% (yoy) dan mencapai Rp24,97 triliun, dengan jumlah pengguna 43,44 juta dan jumlah merchant 29,63 juta yang sebagian besar merupakan UMKM.
“BI terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara, guna mendorong inklusi ekonomi keuangan dan memperluas ekonomi dan keuangan digital,” ungkap Perry.
Baca Juga: Berharap Terdongkrak Riuh Pemilu
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp664,87 triliun atau turun sebesar 3,53% (yoy).
Dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Oktober 2023 meningkat 5,73% (yoy) sehingga menjadi Rp957,74 triliun.
BI terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI. Termasuk pemenuhan untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Selain itu, Bank Indonesia juga terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI melalui program pengedaran uang Rupiah ke daerah Terluar, Terdepan, Terpencil (3T) serta kegiatan Kas Keliling, Kas Titipan dan Ekspedisi Rupiah Berdaulat,” urainya.