c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

16 Juli 2025

14:55 WIB

BI Pangkas Suku Bunga 25 Bps Jadi 5,25% Pada Juli 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI-Rate Juli 2025 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi ke level 5,25%. 

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">BI Pangkas Suku Bunga 25 Bps Jadi 5,25% Pada Juli 2025</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">BI Pangkas Suku Bunga 25 Bps Jadi 5,25% Pada Juli 2025</p>

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia edisi Juli 2025, Jakarta, Rabu (16/7). Tangkapan layar/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI-Rate Juli 2025 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi ke level 5,25%.

Level suku bunga moneter ini dipangkas setelah BI-Rate pada Januari 2025 lalu juga sempat mengalami penurunan 25 basis poin (bps), kemudian ditahan pada Februari sampai April, dan lalu dipangkas lagi 25 bps pada Mei dan kembali ditahan pada Juni 2025.

Artinya, hingga pertengahan tahun 2025, Bank Indonesia telah menahan suku bunga acuan BI-Rate selama empat bulan sepanjang tahun ini dan telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali, di mana masing-masing sebesar 25 bps.

“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,25%,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG-BI) Bulanan Juli 2025, Jakarta, Rabu (16/7).

Baca Juga: BI Diramal Masih Tahan Suku Bunga Di Juli 2025

Senada, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,00%.

Perry menjelaskan, keputusan ini konsisten dengan makin rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta perlunya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi sesuai dengan dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik," ungkapnya.

Sementara itu, lanjut dia, kebijakan makroprudensial akomodatif terus dioptimalkan dengan berbagai strategi untuk meningkatkan kredit/pembiayaan, menurunkan suku bunga, dan fleksibilitas pengelolaan likuiditas perbankan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, serta penguatan infrastruktur dan konsolidasi struktur industri sistem pembayaran.

Perry menambahkan, arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mempertahankan stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tersebut didukung dengan berbagai langkah kebijakan.

Arah Kebijakan BI Ke Depan
Perry menambahkan, arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mempertahankan stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tersebut didukung dengan berbagai langkah kebijakan.

Baca Juga: LPEM UI Prediksi BI Tahan BI-Rate 5,5% Pada Juli 2025

Pertama, penguatan strategi stabilisasi nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental melalui intervensi baik melalui transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar domestik maupun transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri. 

"Strategi ini disertai dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder untuk menjaga stabilitas pasar keuangan," sebutnya.

Kedua, BI juga akan memperkuat strategi operasi moneter pro-market guna makin memperkuat efektivitas transmisi penurunan suku bunga, menjaga kecukupan likuiditas, mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing (valas), serta mendorong aliran masuk modal asing.

Langkan ini akan ditempuh dengan memperkuat efektivitas transmisi penurunan suku bunga melalui penyesuaian struktur suku bunga instrumen moneter dan swap valas dengan tetap menjaga daya tarik aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik

Kemudian, menjaga kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan melalui lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Serta, memperkuat peran dealer utama untuk meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan transaksi repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar.

"Ketiga, penguatan publikasi asesmen transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga kredit berdasarkan sektor prioritas yang menjadi cakupan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM)," paparnya.

Keempat, memperluas akseptasi digital melalui peluncuran kerja sama QRIS Antarnegara dengan Jepang dan inisiasi sandbox QRIS Antarnegara dengan Tiongkok pada 17 Agustus 2025, serta penguatan edukasi dan sosialisasi QRIS Tanpa Pindai (TAP) kepada pengguna dan merchant.

Kelima, penguatan dan perluasan kerja sama internasional di area kebanksentralan, termasuk dengan memperkuat konektivitas sistem pembayaran dan transaksi menggunakan mata uang lokal, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar