c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

11 September 2023

13:18 WIB

BI: Kinerja Penjualan Eceran Menurun Secara Bulanan

Secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2023 turun sebesar 8,8% (mtm), lebih dalam dibandingkan kontraksi 0,3% (mtm) pada periode sebelumnya.

BI: Kinerja Penjualan Eceran Menurun Secara Bulanan
BI: Kinerja Penjualan Eceran Menurun Secara Bulanan
Ilustrasi. Pekerja melayani pembayaran di kasir Hypermart, Jalan Tole Iskandar, Depok, Senin (15/5/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Pada Juli 2023, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran tetap tumbuh positif meski melambat secara tahunan dan terkontraksi secara bulanan. 

Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2023 tercatat sebesar 203,3, atau secara tahunan tumbuh 1,6% (yoy), melambat dari bulan sebelumnya sebesar 7,9% (yoy). 

Berdasarkan kelompoknya, kelompok yang tercatat tumbuh positif namun melambat yaitu Makanan, Minuman, dan Tembakau (4,8%, yoy) dan Subkelompok Sandang (6,6%, yoy), sementara Kelompok Suku Cadang dan Aksesori (-2,8%, yoy) tercatat membaik dibandingkan kontraksi pada periode sebelumnya. 

"Secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2023 turun sebesar 8,8% (mtm), lebih dalam dibandingkan kontraksi 0,3% (mtm) pada periode sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Senin (11/9).

Kontraksi penjualan eceran Juli 2023 dipengaruhi oleh penurunan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (-10,9%, mtm) dan perlambatan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (1,9%, mtm) sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat setelah periode liburan sekolah dan cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha 1444 H.

Baca Juga: BI: Secara Bulanan, IPR Juli 2023 Ambles 4,6%

Kinerja penjualan eceran pada Agustus 2023 diprakirakan tetap kuat, baik secara tahunan maupun bulanan. Hal tersebut tercermin dari IPR Agustus 2023 yang tercatat sebesar 204,4 atau secara tahunan tumbuh positif sebesar 1,3% (yoy), tetap kuat meski tidak setinggi 1,6% (yoy) pada Juli 2023. 

Berdasarkan kelompoknya, Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (-1,9%, yoy) dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya (-4,1%, yoy) tercatat membaik, Subkelompok Sandang (7,2%, yoy) tercatat meningkat, sementara Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (3,8%, yoy) tercatat melambat.

"Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Agustus 2023 diprakirakan tercatat sebesar 0,5% (mtm), berbalik arah dari kontraksi 8,8% (mtm) pada bulan sebelumnya," ucap Erwin.

Peningkatan/perbaikan utamanya terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau (0,7%, mtm), Suku Cadang dan Aksesoris (0,8%, mtm), dan Peralatan Informasi dan Komunikasi (-2,0%, mtm) sejalan dengan kenaikan permintaan berkenaan dengan acara Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, cuaca yang mendukung, dan kelancaran distribusi.

Lebih lanjut, pada kuartal III/2023, kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh meski melambat. Indeks Penjualan Riil triwulan III*-2023 diprakirakan tumbuh sebesar 1,4% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 1,6% (yoy). Kelompok yang tercatat masih tumbuh meski melambat yaitu Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (4,3%, yoy) dan Subkelompok Sandang (6,9%, yoy).

Pada Juli 2023, penjualan eceran tercatat tumbuh positif meski melambat/turun secara tahunan di beberapa kota cakupan survei. Secara tahunan, kota yang tercatat menjadi penopang pertumbuhan penjualan eceran adalah Kota Bandung (10,6%, yoy), diikuti Denpasar (9,3%, yoy) dan Jakarta (6,9%, yoy). 

Di sisi lain, beberapa kota mencatat perlambatan, yaitu Kota Surabaya (0,4%, yoy), Banjarmasin (1,2%, yoy), dan Medan (49,4%, yoy), sementara penurunan terjadi di Kota Semarang (termasuk Purwokerto) (-39,2%, yoy) dan Manado (-3,5%, yoy). Secara bulanan, sejumlah kota tercatat turun dan berada pada fase kontraksi terutama di Kota Bandung (-14,3%, mtm), Surabaya (- 7,6%, mtm) dan Jakarta (-0,5%, mtm).

Baca Juga: Normalisasi Konsumsi Masyarakat Usai Hari Raya Redam IPR Mei 2023

Pada Agustus 2023, penjualan eceran pada beberapa kota cakupan survei tercatat tetap tumbuh meski melambat secara tahunan, sementara secara bulanan meningkat. Secara tahunan, peningkatan pertumbuhan terutama tercatat di Kota Jakarta (10,3%, yoy), Banjarmasin (3,8%, yoy), dan Makassar (16,5%, yoy). 

Sementara itu, beberapa kota tercatat melambat, yaitu Kota Bandung (1,7%, yoy) dan Medan (41,1%, yoy). Secara bulanan, kinerja penjualan meningkat pada Kota Surabaya (3,2%, mtm) dan Semarang (termasuk Purwokerto) (0,7%, mtm) setelah terkontraksi pada bulan sebelumnya.

Responden memprakirakan penjualan relatif stabil pada Oktober 2023 (3 bulan yad), namun diprakirakan turun pada Januari 2024 (6 bulan yad). Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Oktober 2023 tercatat sebesar133,2, atau stabil dari 133,4 pada periode sebelumnya. 

Sementara itu, IEP Januari 2024 tercatat 137,1, lebih rendah dibandingkan 149,9 pada bulan sebelumnya. Penurunan IEP Januari 2024 diprakirakan sejalan dengan kembali normalnya aktivitas masyarakat pasca HBKN Natal dan libur akhir tahun.  

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Oktober 2023 dan Januari 2024 (3 dan 6 bulan yad) diprakirakan meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Oktober 2023 dan Januari 2024 sesuai pola musiman, masing-masing tercatat sebesar 118,7 dan 134,0, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar 115,9 dan 130,0.

"Peningkatan harga pada Januari 2024 diprakirakan didorong oleh kenaikan harga barang yang umum terjadi pada awal tahun," kata Erwin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar