c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

24 Agustus 2023

14:56 WIB

BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan BI7DRR 5,75%

Bank Sentral menahan BI7DRR di angka 5,7% sejak Januari hingga semester II/2023

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Fin Harini

BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan BI7DRR 5,75%
BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan BI7DRR 5,75%
Jajaran Gubernur dan Deputi Gubernur Bank Indonesia sebelum konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Kamis (24/7/2023). ValidNews/Aurora KM Simanjuntak

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. Dengan demikian, bank sentral telah mempertahankan suku bunga pada level yang sama sepanjang Januari-Agustus 2023.
 
“Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-34 Agustus 2023, memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG-BI Edisi Agustus 2023 di Jakarta, Kamis (24/8).
 
Keputusan bank sentral yang mempertahankan suku bunga BI7DRR, diikuti juga dengan mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,5%.

Baca Juga: Tok! BI Tahan BI7DRR 5,75% Sepanjang Semester I/2023

Perry menjelaskan, keputusan mempertahankan suku bunga konsisten dengan stance kebijakan moneter yang masih cukup memadai untuk memastikan inflasi terkendali, dan ekspektasi inflasi ke depannya.
 
"Keputusan suku bunga 5,75% ini untuk memastikan inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada tahun 2024," kata Perry.
 
Ia menerangkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah juga terus diperkuat guna mengendalikan inflasi barang impor atau imported inflation, dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar rupiah.
 
“Fokus kebijakan pada penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan barang impor atau imported inflation dan rambatan ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Perry.

Baca Juga: BI: Penerapan Suku Bunga Saja Tak Relevan

Gubernur BI juga menyampaikan, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial dapat mendorong kredit pembiayaan, dengan fokus pada hilirisasi, perumahan, pariwisata, serta pembiayaan inklusif dan hijau.
 
Kemudian Perry menekankan, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran juga terus didorong untuk memperluas inklusi ekonomi dan keuangan digital.
 
“Penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran Bank Indonesia tersebut terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Gubernur Bank Sentral.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar