22 November 2023
20:19 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Emiten leasing PT BFI Finance Indonesia Tbk atau BFI Finance mulai merambah pembiayaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Perseroan melihat ada potensi pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia.
BFI Finance mengaku masih fokus kepada pilot project untuk membiayai sepeda motor listrik ketimbang kendaraan listrik roda empat.
Hal ini dikarenakan kepemilikan motor listrik belum mencapai volume yang signifikan. Dari jumlah itu pun, tren penjualan lebih banyak kepada sektor korporasi daripada end-user.
"Terkait potensi pembiayaan kendaraan listrik, BFI melihat ini memang satu opportunity yang kita tidak bisa hindari. Tapi memang kita pun harus melihat realita di market," kata Business Director BFI Finance Sutadi dalam public expose, Rabu (22/11).
Baca Juga: BFI Finance Cetak Kinerja Tertinggi Sepanjang Sejarah Di 2022
Realita itu mengacu pada tantangan penjualan kendaraan listrik. Yakni adanya keterbatasan merek yang beredar di pasaran. Menurutnya, khususnya di roda empat atau mobil, saat ini merek yang beredar adalah non-Japanese brand, seperti dari Korea dan China.
"Jadi saya pikir secara demand mungkin juga belum benar-benar mencapai satu volume yang diharapkan karena ini related kepada ekspektasi dari customer dan juga mungkin infrastruktur dari pemerintah," ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya melihat pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia adalah salah satu peluang masa depan atau future opportunity. Hal ini pun akan terus diperhatikan oleh BFI Finance.
Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance Sudjono menambahkan, salah satu faktor yang akan mempercepat pertumbuhan dan konversi EV adalah subsidi pemerintah.
Pemerintah sendiri sudah meluncurkan program subsidi untuk pembelian kendaraan EV motor maupun mobil, di antaranya Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21 Tahun 2023 berisi diskon sebesar Rp7 juta pada pembelian motor listrik.
Selain itu, juga ada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 berisi diskon PPN sebesar 10% pada pembelian mobil listrik.
"Tapi setelah saya lihat realisasinya itu masih belum terlalu cepat ya. Jadi kalau memang itu bisa terealisasi lebih cepat, maka pertumbuhan juga akan lebih cepat lagi dan banyak konsumen yang akan berani untuk mencoba," pungkasnya.
Perusahaan telah menyiapkan skema kredit untuk lima merek motor listrik seperti Volta, Selis, Smoot, Alva, dan United.
Adapun hingga saat ini, portofolio terbanyak BFI Finance masih berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat baik jaminan BPKB maupun pembelian unit mobil bekas dan mobil baru.
Kinerja BFIN
Dalam public expose tersebut, Sudjono mengungkapkan, nilai pembiayaan baru (booking) sampai dengan kuartal III/2023, tercatat sebesar Rp14,45 triliun, atau meningkat 4,3% secara kuartalan (QoQ) dan 5,3% secara tahunan (YoY).
Peningkatan ini turut mendorong total nilai piutang pembiayaan menjadi Rp21,91 triliun atau 19,3% YoY termasuk pembiayaan syariah.
Kemudian, pertumbuhan bisnis yang terjadi di periode ini turut mendorong kenaikan nilai aset dari Rp20 triliun menjadi Rp24,16 triliun atau naik 20,8% YoY, namun sedikit turun 4% jika dibandingkan QoQ akibat adanya kontraksi yang terjadi dari diberhentikannya sementara sistem operasional perusahaan karena ancaman cyber.
Baca Juga: Pasca Serangan Siber, BFI Finance Alokasikan Rp300 M Perkuat IT
Atas kontraksi tersebut, NPF dari total piutang yang dikelola naik sebesar 7 bps secara QoQ dan 93 bps YoY menjadi 2,02%. Namun nilai ini diklaim masih terjaga dengan baik di level aman atau di bawah rata-rata industri multifinance sebesar 2,66% per Agustus 2023.
"NPL coverage berada pada angka 2,2x," ungkapnya.
Sementara itu, laba bersih turun 3,5% QoQ dan 10,2% YoY menjadi Rp1,17 triliun. Lalu, ROAE setelah pajak tercatat sebesar 17,1% atau turun 460 bps YoY. ROAA setelah pajak secara YoY turun 357 bps menjadi 6,5%.
Menurut Sudjono, perusahaan telah membayar Dividen Tunai dari Laba Bersih tahun 2022 dengan nilai Rp60 per lembar saham.