01 Desember 2021
18:14 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Konstruksi Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur sudah rampung dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 30 November. Rampungnya proyek tersebut menjadi catatan manis bagi PT Wijaya Karya (Persero), yang telah menyelesaikan empat bendungan strategis sepanjang tahun ini.
Direktur Utama Perseroan PT Wijaya Karya Agung Budi Waskito menjelaskan latar belakang pembangunan Bendungan Tugu ialah kebutuhan prasarana sumber air, seperti reservoir atau fasilitas bendungan yang masih terbatas di Kabupaten Trenggalek.
"Kami mendukung Kementerian PUPR untuk menjawab kebutuhan penyediaan air irigasi dan air baku untuk rumah tangga masyarakat maupun industri sebagai pengendali banjir di Kabupaten Trenggalek," ujar Agung dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (1/12).
Baca Juga: Jokowi Harap Dua Bendungan Baru Di Jatim Topang Ketahanan Pangan
Sebagai informasi, Bendungan Tugu merupakan bendungan multifungsi setinggi 81 meter dan memiliki luas genangan hingga 41,7 hektare. Kehadirannya akan memberi manfaat irigasi seluas 1.250 hektare dan penyediaan air baku sebesar 12 liter per detik bagi masyarakat Kabupaten Trenggalek.
Agus mengatakan, bendungan dengan tipe urugan inti tegak tersebut juga berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 0,4 MW, reduksi banjir sebesar 25% dari luas genangan terdampak, serta sarana pariwisata.
Pada proyek Bendungan Tugu, PT Wijaya Karya mendapat mandat antara lain untuk menggarap tahap I dengan lingkup pekerjaan mencakup bangunan pengelak, galian dan timbunan bendungan utama, serta bendungan pengelak atau cofferdam.
"Kami juga garap tahap II bersama PT APTA (KSO) dengan lingkup pekerjaan timbunan bendungan utama, instrumentasi, hidromekanikal dan bangunan fasilitas dengan total nilai proyek keseluruhan mencapai Rp1,4 triliun," ulas Agus.
Catatan kinerja PT Wijaya Karya tahun ini semakin manis dengan dilaksanakannya pengisian awal Bendungan Randugunting pada 29 November 2021 lalu. Bendungan tersebut dibangun oleh konsorsium WIKA-Andesmont Sakti.
Pelaksanaan pengisian awal Bendungan Randugunting sekaligus menandakan pengerjaan tahap akhir konstruksi dengan progres mencapai 90,85% atau lebih cepat 10,41% dari rencana yang telah ditetapkan. Targetnya, seluruh pekerjaan minor akan rampung selambatnya akhir Januari 2021 mendatang.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ditjen SDA, Adek Rizaldi menjelaskan setelah rampung nanti, Bendungan Randugunting akan berperan dalam intensifikasi Daerah Irigasi Kedungsapen Kabupaten Rembang seluas 630 Ha, retensi banjir seluas 2.284,6 Ha
"Termasuk diproyeksikan dapat menyediakan air baku sebesar 200 liter/detik untuk tiga Kabupaten dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Blora," tandas Adek.
Baca Juga: Antisipasi La Nina, 205 Bendungan Dikosongkan
Tahun ini, Presiden Joko Widodo telah meresmikan tiga bendungan lainnya, yakni Bendungan Kuningan pada 31 Agustus, Bendungan Bendo pada 7 September, serta Bendungan Paselloreng pada 9 September 2021 lalu. Presiden Jokowi berharap kehadiran Bendungan Tugu itu dapat menjaga ketahanan pangan nasional.
Sebagai informasi, berdasarkan jurnal bertajuk “Dukungan Pembangunan Irigasi dan Lahan Kering Terhadap Kemandirian Pangan” yang diterbitkan Litbang Kementerian Pertanian, kondisi ketersediaan air untuk persawahan memprihatinkan.
Dalam jurnal tersebut diketahui sistem irigasi secara nasional sebenarnya dapat mengairi total lahan sawah seluas 7,23 juta hektare pada 2010. Namun, sumber air irigasi waduk yang tersedia hanya mampu menjamin ketersediaan air untuk irigasi lahan sawah seluas 797.971 hektare atau 11%.
Suplai irigasi waduk tersebut tidak mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2014. Sementara, rencana pembangunan waduk hingga 2019 hanya mampu meningkatkan suplai irigasi waduk dari 11% menjadi 20% dari total area irigasi.