07 September 2021
18:46 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Belum genap setahun sejak mulai beroperasi, startup grocery social commerce Segari mengumumkan pendanaan Seri A sebesar US$16 juta atau setara dengan Rp227,6 miliar (asumsi Rp14.225 per dolar AS) pada hari ini, Selasa (7/9).
CEO Segari, Yosua Setiawan menjelaskan, Pendanaan Seri A tersebut dipimpin oleh Go-Ventures dengan partisipasi dari Susquehanna International Group (SIG) dan berbagai investor strategis, seperti Alfamart, Gunung Sewu Group, dan Intrinity Capital. Investor di tahap sebelumnya pun turut berpartisipasi, meliputi BEENEXT, AC Ventures, dan Saison Capital.
Segari akan menggunakan dana segar untuk memperkuat infrastruktur, serta memastikan proses lebih efisien dari petani ke konsumen. Hal itu dimaksud agar Segari dapat tumbuh lebih besar dan mampu memberikan dampak sosial yang positif bagi para petani lokal.
“Untuk melakukannya, perusahaan berencana memperkuat dan menambah tim di berbagai bidang, termasuk operasional, teknologi, dan marketing,” jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (7/9).
Sebelum mendirikan Segari, Yosua Setiawan pernah bekerja di Boston Consulting Group dan Traveloka. Dia didukung oleh Chief Operating Officer, Farand Anugerah, yang pernah bersekolah dari Harvard Business School dan memiliki pengalaman di Grab.
Selain itu, Farandy Ramadhana sebagai Chief Technology Officer, yang pernah bekerja sebagai software engineer di Amazon, Google, dan Moka.
Terkait investasinya ke Segari, Partner Go-Ventures, Aditya Kamath menyampaikan pandemi covid-19 saat ini telah menjadi katalis bagi pertumbuhan pasar online (e-grocery) di Indonesia. Menurutnya, semakin banyak konsumen yang beralih ke pembelian online, terutama belanja kebutuhan sehari-hari.
"Selama setahun terakhir, Yosua, Farand, dan Farandy telah menunjukkan eksekusi yang luar biasa. Segari tumbuh dengan sangat cepat dan tetap mempertahankan unit ekonomi terbaik pada sektor ini. Mereka adalah tim yang tepat untuk menyelesaikan salah satu masalah paling mendesak di Indonesia, yaitu rantai distribusi pertanian yang kompleks,” ujar Aditya.
Senada, Managing Partner AC Ventures, Adrian Li mengakui bahwa Segari telah menunjukkan eksekusi yang terbaik dalam mewujudkan visi mereka dan menciptakan nilai serta kenyamanan bagi konsumen di Indonesia.
Selain itu, sebutnya, model social commerce Segari memiliki keunggulan kompetitif yang kuat. Sebab, platform tersebut dapat menjangkau konsumen dengan biaya akuisisi dan logistik yang lebih rendah, namun menciptakan unit ekonomi yang lebih menguntungkan.
“ACV bangga menjadi bagian dari perjalanan Segari sejak awal dan bersemangat untuk menyaksikan Segari merevolusi industri pasar online ke depan,” ungkap Adrian.
Perkuat Rantai Distribusi
Dalam usia yang kurang dari setahun, Yosua mengungkapkan, perusahaan telah menjadi pilihan warga Jakarta dan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan produk segar. Berdasarkan catatan miliknya, Segari berhasil meningkatkan jumlah pengguna, pesanan, dan pendapatannya lebih dari 20 kali lipat.
"Rantai distribusi pertanian adalah salah satu masalah paling kompleks di Indonesia. Masih terdapat banyak lapisan dari petani hingga produk pertanian sampai ke tangan konsumen," kata Yosua.
Oleh karena itu, pihaknya berharap dapat memberikan dampak positif. Yakni, konsumen bisa menerima bahan makanan berkualitas dengan lebih cepat dan biaya yang lebih murah. Sementara, petani terbantu hingga menerima harga yang adil dari produk yang dijual.
Yosua menambahkan Segari berkomitmen menyederhanakan rantai distribusi di Indonesia yang kompleks dengan memanfaatkan teknologi dan memberdayakan komunitas sebagai mitra dalam penjualan dan distribusi yang lebih efisien.
“Guna mengakses berbagai produk Segari, mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran, daging, hingga makanan pokok, pelanggan dapat melakukan pemesanan langsung melalui situs web atau aplikasi Segari. Hanya dalam waktu 15 jam saja produk makanan segar akan sampai ke tangan konsumen dari petani,” tutur Yosua.
Adapun, sebagian besar sumber produk segar Segari didapatkan langsung dari para mitra petani di Jawa dan Sumatra. Melalui desentralisasi gudang dan jaringan mitra penjualan, lanjut Yosua, Segari memiliki waktu pengiriman yang lebih cepat, kualitas produk yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah yang bisa dinikmati pelanggan.