09 Oktober 2025
14:57 WIB
Belum Beredar, Peternak Sebut Pasokan Jagung SPHP Masih Di NTB
Peternak di Jawa Tengah mengaku harga jagung untuk pakan ternak belum mengalami penurunan karena pasokan jagung SPHP masih berada di NTB.
Penulis: Erlinda Puspita
Ilustrasi- Petani menjemur jagungnya di Desa Pandere, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (30/8/2021). Antara/Basri Marzuki/aa
JAKARTA - Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Jawa Tengah Suwardi mengungkapkan, rerata harga jagung pakan di Jawa Tengah pada Rabu (8/10) kemarin masih di kisaran Rp6.500/kg, atau masih di atas harga jagung SPHP yang tengah digelontorkan pemerintah saat ini di Rp5.500/kg. Ini terjadi karena distribusi jagung SPHP yang belum membanjiri di Jawa Tengah.
"Harapan pada pemerintah agar cadangan jagung pemerintah bisa dimaksimalkan, karena harga jagung hari ini Rp6.500/kg, bekatul atau dedak halus Rp5.400/kg," kata Suwardi saat dihubungi Validnews, dikutip Kamis (9/10).
Baca Juga: Jagung Pakan Masih Mahal, Bapanas Gelontorkan SPHP 52 Ribu Ton
Menurut Suwardi, tingginya harga pakan ternak tersebut membuat ongkos produksi pun naik.
Sementara itu, menurut dia, penyaluran jagung SPHP saat ini belum memenuhi kebutuhan di Jawa Tengah.
"Bulan ini ada jagung SPHP, tapi sangat terbatas karena stok ada di NTB dan Sulawesi Selatan. Untuk dibawa ke Jawa butuh waktu," imbuh Suwardi.
Suwardi menyebut bahwa saat ini suplai jagung SPHP yang ada di Jateng, baru sekitar 10% dari total kebutuhan sesuai SK Badan Pangan Nasional (Bapanas).
"Dari total kebutuhan sesuai SK Bapanas yang tersedia di Jateng baru 10%. Sisanya masih menunggu dari NTB maupun Sulsel," kata dia.
Baca Juga: Jagung SPHP Rp5.500/Kg Meluncur Hari Ini, Peternak Mulai Bisa Akses
Adapun menurut Bapanas, kabupaten/kota yang menerima alokasi tertinggi jagung SPHP adalah Kabupaten Kendal dengan total alokasi 7.060 ton. Terdiri dari 201 ton bagi peternak mikro, 5.792 ton bagi peternak kecil, dan 1.067 ton bagi peternak menengah.
Selanjutnya, Kabupaten Blitar dengan total alokasi kedua tertinggi yakni 6.131 ton yang, terdiri dari 45 ton peternak mikro, 5.906 ton peternak kecil dan 180 ton bagi peternak menengah.
Alokasi ketiga tertinggi adalah Kabupaten Malang dengan total 4.518 ton yang terdiri dari 15 ton peternak mikro, 3.846 ton peternak kecil, dan 657 ton peternak menengah.