26 Maret 2025
10:22 WIB
Begini Alasan RI Gabung New Development Bank Bentukan BRICS
Pemerintah menilai keanggotaan pada Bank Pembangunan Baru (New Development Bank), badan keuangan yang dibentuk oleh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) akan menguntungkan.
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Fin Harini
Presiden RI Prabowo Subianto berjabat tangan saat menerima kunjungan Presiden New Development Bank (NDB) Dilma Vana Rousseff di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (25/3/2025). ANTARA/Mentari Dwi Gayati
JAKARTA - Indonesia resmi menjadi anggota Bank Pembangunan Baru (New Development Bank), badan keuangan yang dibentuk oleh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Keanggotaan ini dinilai menguntungkan untuk pembiayaan dengan bunga rendah.
Keputusan ini disampaikan Prabowo saat menerima kunjungan Presiden New Development Bank (NDB), Dilma Vana Rousseff, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (25/3).
Turut hadir dalam pertemuan ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan P Roeslani, Menteri Luar Negeri Sugiono, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
"Tim keuangan kita sudah menilai, dan dengan pembicaraan dengan tim keuangan kita, Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan New Development Bank,” ujar Presiden Prabowo.
Baca Juga: Mengenal BRICS: Aliansi Negara Berkembang Yang Kian Berpengaruh
New Development Bank adalah bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh anggota-anggota BRICS pada Juli 2014.
Bank ini memiliki kantor pusat di Shanghai, China, serta pusat-pusat regional antara lain di Afrika. NDB telah memiliki modal awal sebesar US$100 miliar yang telah didanai oleh negara-negara pendiri.
Prabowo menyampaikan, NDB bisa menjadi booster yang kuat untuk mempercepat strategi transformasi Indonesia.
“NDB memang tujuannya adalah untuk membiayai proyek-proyek pembangunan berkelanjutan dan juga untuk mendorong ekonomi negara-negara berkembang,” tuturnya.
Rousseff mengatakan, NDB didirikan untuk membantu negara-negara berkembang. Indonesia sebagai negara besar di antara negara-negara berkembang tak pelak menjadi prioritas untuk menjadi anggota.
Apalagi, Indonesia dinilai penting di kawasan maupun dunia. Ditambah lagi, kepentingan Indonesia dan NDB dinilai sejalan.
Di sisi lain, dia menekankan NDB menghargai kedaulatan negara, prioritas dan strategi yang dipilih, serta program yang disiapkan. Indonesia dengan program jangka menengah dan panjang yang jelas, lanjut Rousseff, kini memiliki daftar 77 proyek strategis nasional.
"Kita memiliki pemahaman yang sama dan cocok karena kita tertarik di area yang sama, investasi di infrastruktur, logistik, jalur kereta, jalan, pelabuhan, bandara. Kami sudah berinvestasi pada konektivitas digital menggunakan ekonomi digital. Kami juga tertarik pada transisi energi, dan Indonesia adalah negara terdepan dalam bahan bakar ramah lingkungan seperti biodiesel dengan B40,” tandas Rousseff.
Baca Juga: Ekonom Ungkap Potensi Negatif Dan Peluang Indonesia Gabung BRICS
Sementara itu, Rosan menilai bergabung dengan NDB membuka peluang pada pembiayaan dengan bunga rendah pada proyek-proyek pemerintah.
Proyek yang mungkin dikerjasamakan antara lain pengelolaan sampah ke energi. ”Kebetulan ini sama dengan program kami bagaimana konversi sampah ke energi,” imbuh Rosan.
NDB adalah bank pembangunan multilateral yang didirikan BRICS pada Juli 2014. Kehadiran NDB untuk membiayai proyek-proyek pembangunan berkelanjutan dan mendorong ekonomi negara-negara berkembang.