12 Januari 2024
08:37 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) memastikan terus mengoptimalkan pengembangan sistem resi gudang (SRG) guna menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan komoditas pangan di 2024.
Plt Kepala Bappebti Kasan mengatakan, SRG dan penguatan pasar lelang komoditas (PLK) menjadi salah satu program prioritas Bappebti pada tahun ini.
"Pemilihan komoditi sangat penting untuk kepentingan stabilisasi harga dan juga ketersediaan pasokan daripada komoditi yang masuk di gudang SRG. Kepentingannya baik untuk dalam negeri maupun ekspor," ujar Kasan dalam Rapat Kerja Bappebti 2024 secara daring di Jakarta, Kamis (11/1), dilansir dari Antara.
Baca Juga: CIPS: Adopsi Sistem Resi Gudang oleh Petani Masih Rendah
Kasan menyampaikan, sistem yang terdapat dalam SRG dan PLK saling terhubung dengan Pasar Berjangka Komoditi (PBK). Dengan demikian, harga komoditas yang sudah masuk ke dalam PBK, juga terbentuk di SRG dan PLK.
Lebih lanjut, Kasan menilai, harga tersebut nantinya akan berfungsi untuk stabilisasi inflasi di tiap daerah.
"Jadi kalau pricing harganya sudah ada di PBK, kemudian tercipta harga dari pasar lelang komoditi, juga tercipta harga di SRG. Maka ketersediaan dari komoditas pangan yang dikelola SRG itu juga akan membantu kita salah satunya untuk stabilisasi inflasi," kata Kasan.
Oleh karena itu, Bappebti meminta dukungan dari pemerintah daerah terkait dengan kebijakan yang mendukung beroperasinya kegiatan bisnis dari SRG maupun PLK.
Sebagai informasi, dasar hukum SRG di Indonesia adalah UU No. 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang dan dasar hukum PLK adalah Perpres No.75/2022 tentang Penataan, Pembinaan, dan Pengembangan Pasar Lelang Komoditas.
Hingga Oktober 2023, berdasarkan data di Bappebti, terdapat 129 gudang SRG aktif yang dikelola oleh pengelola gudang SRG baik yang bekerja sama dengan pemilik gudang SRG swasta maupun pemerintah daerah.
Terdapat 22 jenis komoditas yang dapat disimpan di gudang SRG, yaitu gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, bawang merah, ikan, pala, ayam karkas beku, gula kristal putih, kedelai, tembakau, dan kayu manis.
Fokus Ke Kripto
Selain SRG, Bappebti pada tahun ini juga akan fokus pada bursa kripto. Kasan menyebutkan saat ini terdapat 32 pedagang aset kripto yang sudah terdaftar.
Di sisi lain, Bappeti juga mempersiapkan peralihan tugas dan pengawasan bursa kripto dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sesuai dengan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
Baca Juga: KBI Perluas Usaha Dengan Masuk Ekosistem Resi Gudang
"Kita juga mempersiapkan diri untuk masa transisi pengalihan dari bursa kripto ke OJK. Selain bursa kripto yang merupakan satu jenis dari inovasi teknologi sektor keuangan, juga ada derivatif sektor keuangan juga nanti menjadi bagian yang akan dialihkan ke OJK," ucap Kasan.
Kasan juga mengatakan, Bappebti akan fokus pada tindak lanjut bursa minyak kelapa sawit (crude palm oil) atau Bursa CPO, penguatan perdagangan komoditi seperti timah, emas digital dan transaksi yang sifatnya multilateral, serta meningkatkan pengawasan kepada calon nasabah yang akan masuk pada PBK.