c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

10 Januari 2025

11:35 WIB

Bapanas/NFA: Harga Cabai Mahal Saat Ini Serupa Awal 2024

Tren harga cabai pada awal 2025 persis seperti yang terjadi di awal 2024. Saat itu, harga cabai nasional sempat meningkat pada Januari dan berangsur menurun pada beberapa bulan setelahnya.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Bapanas/NFA: Harga Cabai Mahal Saat Ini Serupa Awal 2024</p>
<p>Bapanas/NFA: Harga Cabai Mahal Saat Ini Serupa Awal 2024</p>

Warga mengantre pembelian bawang merah dan cabai saat Operasi Pasar di Kota Baru, Jambi, Rabu (18/12/2024). Antara Foto/Wahdi Septiawan

JAKARTA - Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas/NFA I Gusti Ketut Astawa menilai, tren harga cabai pada awal 2025 persis seperti yang terjadi pada awal 2024. Saat itu, harga cabai nasional sempat meningkat pada Januari dan berangsur menurun pada beberapa bulan setelahnya.

"Memang (harga cabai) di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita. Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas," bebernya dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (9/1).

Adapun, secara umum, fluktuasi harga cabai di awal tahun baik di tingkat produsen maupun konsumen merupakan tren berulang, setelah beberapa waktu sebelumnya harga cabai mengalami depresiasi. Oleh karena itu, membuat kondisi bisnis petani cabai cukup 'menyedihkan'.

Baca Juga: Harga Cabai Makin Pedas, Petani Ungkap 5 Alasannya

Pantauan Bapanas/NFA, harga cabai merah keriting di tingkat produsen mulai menurun sejak September 2024. Kemudian pada Oktober, harganya cenderung berada di bawah. Selanjutnya, pada November harga komoditas ini sempat menyentuh kisaran Rp14.000/kg di tingkat petani.

"Di sisi konsumen juga sama. Sebenarnya Januari sampai Desember 2024, kalau kita rata-ratakan, harga yang diperoleh konsumen masih masuk di range harga acuan, baik batas bawah maupun batas atas," lanjut Ketut.

Dia juga menekankan, pihaknya perlu memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga dan akan didorong suplai cabai dari daerah yang surplus. Program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), Bapanas/NFA meyakini dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadan pada Maret 2025 mendatang. 

Untuk diketahui, sepanjang 2024 pemerintah bersama segenap stakeholder pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya total mencapai 750 ribu kilogram (kg). Kala itu, FDP cabai total terlaksana sebanyak 250 ribu kg; yang terdiri dari cabai merah besar 206,4 ribu kg, cabai merah keriting 38,7 ribu kg, dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg.

Pada kesempatan itu, Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo membeberkan, sebab terjadinya fluktuasi harga cabai saat ini.

Guna mengantisipasi itu, Tunov mengatakan, Kementerian Pertanian telah mengimbau untuk segera melakukan penggantian terhadap tanaman yang rusak. Agar stok cabai dapat tercukupi, untuk memenuhi kebutuhan pada Februari-Maret hingga Idulfitri nanti.

Minta Dukungan
Direktur SPHP NFA Maino Dwi Hartono mengharapkan dukungan secara bersama untuk menstabilkan cabai. Dia juga berharap, harga cabai di dalam negeri akan mulai menjinak dalam waktu dekat.

"Mohon dukungannya, kita lihat dalam 1 minggu ke depan. Tapi tentu langkah stabilisasi, kita ambil bersama-sama. Bagaimana nanti di masing-masing daerah bisa menyediakan cabai dengan harga petani. Jadi konsumen akan terbantu sedikit," ucap Maino.

Baca Juga: Ini Cara Petani Cabai Siasati Gagal Panen Dan Harga Cabai Yang Tinggi

Selanjutnya, pemerintah juga akan melaksanakan bazar program murah. Dia juga meminta petani cabai yang tergabung dalam ACCI maupun lainnya untuk bisa sekaligus melakukan promosi. Nantinya, pemerintah juga akan melaksanakan dukungan program FDP.

"Mudah-mudahan ini bisa juga untuk membantu. Meringankan di sisi hilir konsumen, agar pergerakan harga bisa kita kendalikan lebih baik tentunya," urainya.

Secara terpisah, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, cabai merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang memengaruhi inflasi, terutama pada sektor pangan. 

"Oleh karena itu, melalui pendekatan yang komprehensif hulu-hilir bersama stakeholder pangan dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga cabai, sehingga inflasi juga tetap terjaga," ujar Arief.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar