04 Februari 2025
12:53 WIB
Bank Mega Syariah Fasilitasi Pembiayaan US$10 Juta Pada PT Solder Tin Andalan
Bank Mega Syariah menyatakan pembiayaan ini akan digunakan untuk memperkuat modal kerja serta mendukung investasi jangka panjang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
PT Bank Mega Syariah fasilitasi pembiayaan di sektor korporasi senilai US$10 juta atau sekitar Rp165 miliar kepada anak usaha Arsari Tambang, PT Solder Tin Andalan Indonesia. Dok Bank Mega Syariah.
JAKARTA - PT Bank Mega Syariah (BMS) memberikan fasilitas pembiayaan di sektor korporasi senilai US$10 juta atau sekitar Rp165 miliar (kurs Rp16.390 per dolar AS) kepada anak usaha Arsari Tambang, PT Solder Tin Andalan Indonesia.
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo menyatakan, pembiayaan ini akan digunakan untuk memperkuat modal kerja serta mendukung investasi jangka panjang. Guna meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional perusahaan.
“Skema pembiayaan yang ditawarkan berbasis syariah, sesuai dengan prinsip keuangan Islam, dengan fleksibilitas pendanaan untuk modal kerja dan investasi. Selain itu, pembiayaan ini juga memberikan dukungan bagi ekspansi bisnis dan hilirisasi industri,” kata Yuwono dalam pernyataan tertulis, Jakarta, Selasa (4/2).
Baca Juga: Bank Mega Syariah: Kenaikan UMP 2025 Bisa Tingkatkan Permintaan Produk Perbankan
Sebagai informasi, penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilakukan pada 31 Januari 2025 di Jakarta oleh Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo dan Direktur PT Solder Tin Andalan Indonesia An Sudarno.
Acara tersebut turut dihadiri oleh CEO CT Corp Chairul Tanjung, CEO Arsari Group Hashim Sujono Djojohadikusumo, serta para pemangku kepentingan dari CT Corp dan Arsari Group.
Lebih lanjut, Yuwono menyatakan, sektor pertambangan diperkirakan tetap menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025. Pemerintah juga terus mendorong hilirisasi industri tambang guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing ekspor.
"Prospek ekspor produk pertambangan yang masih cukup baik menjadi peluang strategis bagi Bank Mega Syariah untuk merambah pasar dan mendukung pertumbuhan pembiayaan di sektor korporasi," ungkap Yuwono.
Hingga 2024, Bank Mega Syariah telah menyalurkan pembiayaan komersial lebih dari Rp3,99 triliun, meningkat sekitar 12,10% dari Rp3,56 triliun pada 2023 (yoy). Pertumbuhan ini turut menopang total pembiayaan yang tumbuh 10,97% menjadi lebih dari Rp7,7 triliun dari Rp6,99 triliun pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Hadirkan Solusi Pembiayaan Dukung Program 3 Juta Rumah
Bank Mega Syariah juga menjaga kualitas aset dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) tetap di bawah 1%. Yuwono menyampaikan, capaian ini menunjukkan manajemen risiko yang kuat dan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan.
Berkat hal ini pada 2024 Bank Mega Syariah mencatatkan pertumbuhan aset sebesar Rp16,04 triliun atau tumbuh 10,15% (yoy). Di satu sisi, laba sebelum pajak sebesar 6,26% menjadi Rp332 miliar.
"Bank Mega Syariah terus mendorong pertumbuhan bisnis di tahun 2025 melalui sinergi pembiayaan untuk proyek strategis, pengembangan pembiayaan ritel dengan pengelolaan risiko yang baik, serta penguatan layanan kepada nasabah," pungkas Yuwono.