c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

23 Agustus 2025

18:00 WIB

Bakal Ada Kajian Bersama Soal Konsolidasi BUMN Oleh Danantara

Danantara berencana untuk merampingkan jumlah BUMN beserta anak usahanya, dari total lebih dari 800 menjadi sekitar 200 perusahaan saja. 

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Bakal Ada Kajian Bersama Soal Konsolidasi BUMN Oleh Danantara</p>
<p id="isPasted">Bakal Ada Kajian Bersama Soal Konsolidasi BUMN Oleh Danantara</p>

Tamu undangan memegang katalog badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025). AntaraFoto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero) Agung Wicaksono mengatakan akan ada kajian bersama terkait wacana konsolidasi besar-besaran terhadap badan usaha milik negara (BUMN) oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

“Ya itu nanti kami kaji bersama, kami ikut dengan Danantara, dan strategi besarnya tadi ada tiga, yaitu restructuring, business streamlining, dan business development. Itu kami ikut sama mereka (Danantara),” kata Agung di Jakarta, Sabtu (23/8), dikutip dari Antara.

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria pada Juni 2025, mengatakan pihaknya berencana untuk merampingkan jumlah BUMN beserta anak usahanya, dari total lebih dari 800 menjadi sekitar 200 perusahaan saja.

Menurut Dony, ini merupakan upaya agar perusahaan-perusahaan BUMN tersebut nantinya hanya akan fokus pada bisnis utamanya (core business) masing-masing.

Pertamina, yang memiliki core business pada minyak dan gas, misalnya, juga memiliki usaha rumah sakit hingga agen perjalanan.

Jika perusahaan-perusahaan BUMN kembali ke core business-nya, Dony menilai perusahaan menjadi lebih sehat dan kuat.

Baca Juga: Meski Di Bawah Danantara, BUMN Bakal Tetap Dapat Suntikan Modal Negara

Menanggapi hal tersebut, Agung tidak menampik dan menilai upaya tersebut merupakan bagian dari transformasi dan perampingan bisnis yang tepat.

“Contoh untuk pengembangan lapangan minyak, satu wilayah kerja itu di regulasinya adalah harus (ada) satu perusahaan sendiri. Jadi setiap Pertamina eksplorasi lapangan minyak baru, ada perusahaan baru. Ini sekarang mungkin sudah tidak lagi terlalu relevan,” ujar Agung.

Selain itu, soal RS Pertamina, misalnya, mantan Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) itu mengatakan, pemegang saham dari holding PT Pertamina Bina Medika IHC dan Danantara melakukan diskusi lebih lanjut terkait hal ini.

“(Mereka) Mengkaji bersama dengan Danantara, apa yang akan dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang sifatnya tidak masuk ke dalam core-nya Pertamina,” ujarnya pula.

Perampingan Tingkatkan Daya Saing
Sebelumnya, Dony mengatakan Danantara akan melakukan konsolidasi bisnis terhadap perusahaan-perusahaan BUMN di sektor logistik dan asuransi.

Konsolidasi bisnis itu sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing perusahaan BUMN, serta memberikan nilai tambah yang signifikan bagi Danantara Indonesia.

Dari sektor logistik, Dony mengatakan terdapat sekitar 18 perusahaan BUMN yang bisnisnya mirip dengan kapasitas yang masing-masing kecil di sektor tersebut.

Ia mengatakan, perusahaan BUMN sektor logistik itu tidak ada yang bermain di first mile, namun bermain di last mile dan middle mile, serta bermain dari ujung ke ujung namun tidak cukup kompetitif.

“Misalkan logistik ada Angkasa Pura Logistik, Pos Logistik, Kereta Api Logistik (KaLog), Pelindo Logistik, Semen Logistik, semua punya,” ujar Dony.

Dari sektor asuransi, ia mengatakan ada sekitar 16 perusahaan BUMN yang bisnisnya kecil-kecil dan tidak kompetitif di sektor tersebut.

“Jasa Raharja punya insurance juga, kemudian Pertamina punya Tugu Insurance, BRI punya insurance, BNI punya insurance. Tapi tidak cukup size-nya, tidak kompetitif,” ujar Dony.

Dony menjelaskan, tahap pertama Danantara Indonesia telah melakukan fundamental business review terhadap perusahaan-perusahaan BUMN terkait.

Tahap kedua, pihaknya akan melakukan business consolidation (konsolidasi bisnis) dengan merampingkan atau melakukan merger terhadap perusahaan-perusahaan BUMN tersebut.

“Kita melakukan pengkonsolidasian daripada bisnis kita. Yang tadinya logistik ada 18 perusahaan nanti menjadi satu perusahaan logistik yang size-nya cukup besar, kompetitif, mampu bersaing. Kemudian juga memberikan nilai tambah yang signifikan buat Danantara,” ujar Dony.

Baca Juga: Danantara Pastikan Aturan Direksi BUMN Rugi Tak Dapat Tantiem Sudah Berlaku

Melalui konsolidasi bisnis itu, Danantara Indonesia menargetkan dapat melakukan perampingan dari sebanyak 888 perusahaan BUMN yang ada saat ini menjadi hanya sebanyak di bawah 200 perusahaan.

“Sehingga akan terjadi konsolidasi bisnis dari tadinya 888 perusahaan BUMN, kita harapkan nanti menjadi tinggal di bawah 200 perusahaan yang memang kokoh kuat,” ujar Dony.

Sebelumnya, konsolidasi bisnis antara perusahaan BUMN seperti itu tidak dapat dilakukan karena tidak adanya interkorelasi, yang saat ini bisa dilakukan karena Danantara Indonesia merupakan pemilik dari perusahaan-perusahaan BUMN tersebut.

“Contohnya, misalkan kita punya 130 hotel yang tersebar di berbagai macam perusahaan yang juga tidak dikelola secara profesional. Nanti kita akan tarik hotel-hotel itu menjadi satu holding hotel. Sehingga kita menjadi operator hotel nomor dua terbesar di Indonesia. Ini sebagai salah satu contoh,” ujar Dony.

Sampai saat ini, Ia mengatakan tahap satu sudah dilakukan oleh Danantara Indonesia, dan tahapan berikutnya ditargetkan akan terjadi konsolidasi bisnis sebanyak 4- 5 sektor industri pada tahun 2025, termasuk di dalamnya perusahaan BUMN sektor karya.

“Jadi, nanti perusahaan tol ya tol, perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor ya kontraktor. Properti ya properti. Nah ini akan terjadi proses yang signifikan dan luar biasa di dalam tata kelola perusahaan-perusahaan kita ke depan,” ujar Dony.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar