c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

30 Juni 2025

08:36 WIB

Bahlil Ungkap Proyek Hilirisasi Baterai Sempat Terganjal Negosiasi Alot

Selama tiga tahun pemerintah cukup alot menegosiasikan proyek hilirisasi baterai setelah membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) pada 2021.

Penulis: Al Farizi Ahmad

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Bahlil Ungkap Proyek Hilirisasi Baterai Sempat Terganjal Negosiasi Alot</p>
<p id="isPasted">Bahlil Ungkap Proyek Hilirisasi Baterai Sempat Terganjal Negosiasi Alot</p>

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat acara "Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium Antam-IBC-CBL" oleh Presiden Prabowo Subianto di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM

KARAWANG - Proyek hulu ke hilir baterai listrik pertama di Indonesia yang direncanakan sejak 2021 akhirnya mulai dibangun pertengahan 2025 ini. Proyek ini mengintegrasikan tambang nikel di Halmahera, Maluku Utara, dan pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, selama tiga tahun pemerintah cukup alot menegosiasikan pengembangan ekosistem baterai terintegrasi setelah membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) pada 2021.

IBC adalah perusahaan patungan badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Inalum Tbk, PT Antam Tbk, PT Pertamina Persero Tbk, dan PT PLN Persero Tbk.

”Pasang surut, BUMN maunya A, CBL maunya B. Tapi, akhirnya kita jadi wasit yang baik. Baru dalam rapat terbatas bersama Pak Prabowo di bulan April langsung ada perintah eksekusi. Sehingga, hari ini kami Satgas Hilirisasi bisa langsung lakukan groundbreaking,” jelas Bahlil saat menghadiri peresmian dimulainya pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi Konsorsium Antam-IBC-CBL di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6).

Baca Juga: Hilirisasi Nikel: Menambang Potensi, Perkuat Industri

Lima proyek di antaranya dikerjakan perusahaan patungan PT Feni Haltim (PT FHT), bentukan Antam sebagai anggota holding BUMN Industri Pertambangan Mind Id dengan Hong Kong CBL Limited (HK CBL), di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.

CBL sebagai anak usaha Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL). Proyek itu terdiri dari pertambangan nikel, smelter pirometalurgi, smelter hidrometalurgi, pabrik bahan baterai katoda nickel cobalt manganese (NCM), dan proyek daur ulang baterai.

Adapun satu proyek lainnya berupa pabrik baterai di Karawang yang juga dikerjakan perusahaan patungan Antam-IBC-CBL, PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB). Pabrik baterai lithium-ion akan dibangun dengan kapasitas tahap awal sebesar 6,9 gigawat-jam (GWh) saat mulai beroperasi pada akhir 2026.

Kemudian, pada fase kedua kapasitas total akan diekspansi hingga total 15 GWh pada 2028. ”Kapasitas 15 gigawatt-jam ini kalau kita konversi ke mobil baterai itu kurang lebih sekitar 200.000 sampai 300.000 mobil,” imbuh Bahlil.

Selain untuk kendaraan listrik, pabrik baterai dalam ekosistem hilirisasi tersebut juga diharapkan dapat menyuplai kebutuhan baterai untuk pembangkit listrik energi baru dan terbarukan, seperti pembangkit angin dan surya.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto meyakini kemandirian energi di Indonesia bisa dicapai lebih cepat, yakni dalam 5-6 tahun. Untuk itu, pembangunan pabrik baterai untuk kendaraan listrik maupun sistem penyimpanan energi surya sangat diperlukan.

”Saya diberi tahu oleh para pakar bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Dan, hitungan saya tidak lama, tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, (atau) tujuh, kita bisa swasembada energi. Salah satu jalan kita menuju swasembada energi adalah listrik. Listrik dari tenaga surya dan listrik dari tenaga surya. Kuncinya adalah baterai,” ujar Presiden Prabowo.

Baca Juga: Hidupkan Mimpi, Mencoba Mengawal Hilirisasi Nikel RI

Presiden juga kembali menekankan pada kemampuan bangsa mengolah sumber daya alamnya supaya bernilai tinggi dan mendorong kesejahteraan. Menurutnya, hilirisasi merupakan kunci pembangunan bangsa. Presiden Prabowo pun menyambut baik pembangunan pabrik baterai lithium-ion dengan kapasitas maksimal 15 GWh di Kabupaten Karawang.

Dia menegaskan, hilirisasi akan berjalan terus bahkan dipercepat. ”Kita mau bergerak cepat. Rakyat menuntut, mengharapkan kemajuan cepat. Saya terima kasih tim saya, kabinet saya, semuanya kerja dengan baik. Kerja dengan cepat. Yang tidak bisa ikut cepat, kita tinggalkan di pinggir jalan saja,” ujarnya.

Hadir dalam acara ini, antara lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Selain itu, tampak pula Duta Besar China untuk Indonesia Wang Lutong, Co-founder CATL Li Ping, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, serta bos Artha Graha Tommy Winata.

Peresmian proyek ini juga disaksikan langsung Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda secara daring dari Desa Buli Asal, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar