20 Mei 2021
16:30 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
BATANG – Investasi PT Nestle Indonesia di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, akan mendukung perekonomian daerah dan nasional dalam pemulihan ekonomi terdampak pandemi. Hitungan pemerintah, per hari rakyat bisa menerima perputaran bisnis lewat pembelian susu sekitar Rp4,5 miliar.
Dengan hitungan itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan potensi ekonomi dan perputaran uang di Jateng, khususnya di Batang, bisa menyentuh hampir Rp150 miliar perbulan.
"Ini penciptaan lapangan kerja. Makanya, saya minta Bupati Batang untuk menjaga potensi ini dengan memberikan ternak dan skill secara baik, sehingga masyarakat bisa menghasilkan produk berkualitas mumpuni dengan niali jual bagus," terang kala meresmikan perluasan pabrik PT Nestlé Indonesia, Jakarta, Kamis (20/5).
Ia pun mengajak pemerintah di berbagai tingkat untuk bergandengan tangan dengan pelaku usaha untuk mengatasi masalah pengangguran. Apalagi saat ini, Indonesia menghadapi tantangan angkatan kerja sebanyak 16 juta/tahun.
Terdiri dari 7 juta angkatan kerja eksisting, lalu 2,9 juta angkatan kerja yang hadir setiap tahun dan pekerja terdampak pandemi sebanyak 6 juta orang.
"Tidak mungkin rekrutmen kerjanya hanya lewat pegawai negeri yang hanya sekitar 800.000 pertahun. Artinya 15,2 juta sisanya mesti disiapkan lapangan kerja dan dunia usaha yang menyiapkan lewat investasi," ujarnya.
Karenanya ia menegaskan, realisasi investasi di dalam negeri mesti terus digenjot untuk memastikan perekonomian nasional berada pada jalur yang tepat. Sehingga mutlak memastikan pertumbuhan struktur investasi dari waktu ke waktu, untuk mendorong perekonomian di atas 5%.
Ia pun mengapresiasi pendirian Pabrik Nestle Bandaraya di tengah kondisi dan fenomena pandemi yang masih menggelayuti dunia usaha.
"Saya apresiasi Nestle Indonesia yang masih memiliki animo untuk terus berekspansi dan membangun pabrik baru," katanya.
Spesifik, apresiasi Bahlil tidak ditujukan semata terhadap nominal yang ditaksir mencapai US$120 juta dalam proses investasi. Lebih jauh, karena perusahaan berkomitmen untuk berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dalam menopang pasokan bahan baku dalam proses produksi nantinya.
Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, pihaknya berharap agar langkah Nestle Indonesia juga dapat berdampak positif dalam meningkatkan serapan tenaga kerja dan menekan pengangguran.
Yulianto berharap komitmen kolaborasi antara pabrik dengan mitra usaha terkait bisa benar-benar terwujud. Sehingga mampu mewujudkan kemajuan ekonomi masyarakat desa, sekaligus meningkatkan daya saing serta percepatan pemulihan ekonomi di Jateng dan nasional.
"Saya juga mewanti-wanti agar produksi sesuai standar ramah lingkungan, agar tidak bersamalah terhadap lingkungan sekitar," kata Yulianto.
Informasi tambahan, pada kuartal I/2021 realisasi investasi Jateng mencapai Rp12,26 triliun, jumlah itu setara 22,9% dari target investasi sepanjang 2021 sebanyak Rp53,53 triliun.
Adapun, pada periode sama realisasi investasi asal Swiss ke Jateng menduduki posisi ke-19 dengan total 2 proyek senilai US$42.100. Sementara, akumulasi investasi sejak 2015 hingga kuartal I/2021 mencapai US$7,63 juta yang menyerap 102 TKI dan 1 TKA.
Operasi Penuh 2023
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar menyampaikan pihaknya memiliki komitmen jangka panjang berupa tambahan investasi senilai US$220 juta. Meskipun terjadi pandemi covid-19, Nestlé tetap optimistis melihat peluang pertumbuhan yang ada di Indonesia.
Dari total komitmen investasi itu, sebesar Rp120 juta digunakan untuk pembangunan pabrik Bandaraya di Batang. Rencananya, pabrik ini akan beroperasi penuh 2023 dengan 200 tenaga kerja. Pabrik juga dijanjikan mengusung teknologi canggih ramah lingkungan bersertifikasi halal MUI.
Kemudian Perusahaan asal Swiss ini juga memperluas pabrik di Panjang, Lampung; Kejayan, Jawa Timur; dan Karawang, Jawa Barat. Perluasan pabrik ini rampung pada 2020 dengan nilai investasi sebesar US$100 juta. Dengan adanya perluasan ini, kapasitas pabrik meningkat 25% menjadi 775.000 ton/tahun.
"Ini komitmen jangka panjang kami untuk terus berinvestasi di Indonesia. Dengan fokus untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku lokal, dan menghasilkan produk makanan dan minuman berkualitas dan bergizi yang aman dan lezat bagi konsumen, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Ganesan.
PT Nestlé Indonesia merupakan PMA asal Swiss yang sudah berdiri di Indonesia sejak 1971 dan mempekerjakan sekitar 3.600 karyawan. PT Nestlé Indonesia saat ini telah menggunakan lebih dari 750.000 liter per hari bahan susu segar dari 26.000 peternak sapi perah yang tergabung di 42 koperasi susu.