c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

30 November 2022

13:42 WIB

Badai PHK Kini Melanda Startup Unicorn Ajaib

Manajemen platform investasi Ajaib PHK 67 karyawannya atau sekitar 8% dari jumlah total.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Badai PHK Kini Melanda Startup Unicorn Ajaib
Badai PHK Kini Melanda Startup Unicorn Ajaib
Tampilan layar ponsel menunjukan aplikasi ajaib. Shutterstock/Shalstock

JAKARTA - Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di kalangan startup kembali menerpa, kali ini datang dari startup unicorn Ajaib. Manajemen Ajaib memangkas 67 karyawannya atau sekitar 8% dari jumlah total.

"Strategi perusahaan juga terus diadaptasi agar Ajaib dapat berkembang secara berkelanjutan. Untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi kondisi makroekonomi yang tidak menentu, kami terpaksa melakukan perampingan karyawan yang berdampak ke 67 karyawan," papar Manajemen Ajaib, Selasa (29/11) dalam keterangan resminya.

Platform investasi itu menegaskan dampak dari pemutusan hubungan kerja ini tidak akan berpengaruh pada operasional, kinerja perusahaan, maupun layanan kepada para nasabah. 

"Dalam tiga tahun terakhir, Ajaib telah meningkatkan inklusi keuangan Indonesia melalui layanan jasa keuangan digital. Dampak positif ini dan perkembangan Ajaib sebagai perusahaan tidak terlepas dari dedikasi dan kerja keras tiap tim kami," ujarnya.

Nantinya, Ajaib berjanji karyawan yang terdampak akan mendapat kompensasi sesuai aturan perundang-undangan, serta tambahan bonus pesangon sebesar satu bulan untuk setiap tahun masa kerja, asuransi kesehatan bagi karyawan dan keluarga selama 6 bulan ke depan, konseling dan juga dukungan pencarian kerja.  

Selain itu disebutkan secara sukarela gaji jajaran manajemen akan dikurangi dan para founders tidak akan menerima gaji.

"Seluruh upaya ini tidak berdampak ke kelangsungan perusahaan dan layanan kepada nasabah Ajaib. Ke depannya, Ajaib juga telah mempersiapkan strategi bisnis yang kuat untuk terus mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia," tambahnya.

Selain Ajaib, beberapa startup telah mengambil langkah yang sama terkait hal ini. Daftar Panjang perusahaan rintisan yang memangkas jumlah pegawai tahun ini meliputi Xendit, Carsome, Shopee Indonesia, Grab, Tokocrypto, MPL, Lummo, Tanihub, Mamikos, dan Zenius (dua kali PHK). 

Lalu, JD.ID, Line, Beres.id, Pahamify, LinkAja, SiCepat, Yummy Corp, Bananas, Ruangguru, GoTo, Sirclo, KoinWorks dan Ajaib.

PR Bagi Startup
Researcher at Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Izzudin Al Farras menilai banyaknya kasus PHK di lingkungan startup terjadi lantaran tidak memikirkan soal keberlanjutan perusahaan.

"Ini menjadi PR bagi jajaran direksi dan manajemen perusahaan untuk mulai memikirkan keberlanjutan," katanya saat dihubungi Validnews, Rabu (30/11).

Ia menuturkan kebanyakan startup melakukan perluasan pangsa pasar dengan 'bakar duit' yang merupakan hasil pendanaan dari para angel investor atau modal ventura. Ini dilakukan tanpa memikirkan keberlanjutan itu sendiri.

Untuk itu, perusahaan perlu memikirkan upaya untuk mendapatkan keuntungan. Berbagai efisiensi mulai dari operasional, peningkatan teknologi bisa dilakukan oleh startup saat ini.

"Tentu Setiap perusahaan beda-beda strateginya, tapi intinya harus mulai memikirkan bagaimana caranya agar perusahaan startup ini bisa menjalankan bisnis secara Berkelanjutan. Itu PR yang paling penting," jelasnya.

Ia menuturkan startup juga bisa melakukan inisiasi dengan menghadirkan divisi R&D (Reasearch and Development) untuk membantu memprediksi pergerakan ekonomi global, mengingat banyak perusahaan melakukan PHK lantaran ketidakpastian ekonomi global dan resesi di 2023.

"Kalau di perusahaan startup di Amerika atau Eropa mereka itu punya divisi research and development sendiri yang biasanya itu lulusan S3 kepalanya. Jadi mereka tahu kapan siklus ekonomi di atas kapan siklus ekonomi di bawah hingga bagaimana menghadapi perekonomian dengan kondisi A/B/C," tambahnya.

Ia berharap para perusahaan startup bisa mulai memperhatikan dua faktor di atas sehingga dapat membuat strategi demi keberlangsungan perusahaan tanpa melakukan PHK. 

"Jadi ini yang saya lihat masih kurang sekali ada di serapan di Indonesia divisi R&D nya untuk ikut memprediksi ekonomi yang akan berpengaruh pada keberlanjutan bisnis mereka," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar