c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

04 Oktober 2021

08:00 WIB

Awas, Ada Empat Tantangan Usai Merger Pelindo

Salah satunya, kontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian antarwilayah

Editor: Fin Harini

Awas, Ada Empat Tantangan Usai Merger Pelindo
Awas, Ada Empat Tantangan Usai Merger Pelindo
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (3/9/2021). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

JAKARTA – Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengungkapkan empat catatan yang menjadi tantangan usai merger yang dilakukan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero).

"Pertama, peningkatan dan standardisasi pelayanan di semua pelabuhan Pelindo yang didukung standardisasi proses, SDM, dan teknologi (fasilitas) dengan sistem informasi yang terintegrasi, baik antarpelabuhan maupun antara pelabuhan dan pengguna," kata Setijadi di Jakarta, Minggu (3/10) dikutip dari Antara.

Setijadi mengatakan, yang kedua adalah penataan hub & spoke kepelabuhanan Indonesia, dengan tantangan utama mengurangi pelabuhan pintu ekspor-impor.

Pembatasan menjadi hanya 2-5 international hub port akan meningkatkan volume barang secara signifkan di beberapa pelabuhan hub ini yang berpotensi menarik direct call untuk mother vessel.

Ia menyatakan hal itu bisa menjadi strategi penting meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia secara global, termasuk mengalihkan pengiriman yang selama ini melalui Singapura.

Upaya itu harus dibarengi dengan penataan jaringan pelabuhan pengumpan atau spoke. Ia menyebutkan hal ini bukan hal mudah, namun perlu menjadi prioritas dalam jangka panjang.

Ketiga, pengembangan sistem transportasi multimoda. Pelindo dapat berperan mendorong integrasi pengiriman barang secara end-to-end dengan melibatkan perusahaan pelayaran dan operator transportasi jalan dan rel untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

Analisis Pelni dan INSA menunjukkan saat ini biaya kepelabuhanan sekitar 31% dan biaya transportasi laut sekitar 19%, sementara biaya transportasi hinterland mencapai sekitar 50%.

Keempat, kontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian antarwilayah. Selama ini, distribusi Produk Domestik Bruto masih didominasi wilayah Jawa dan Sumatra. Pada 2020, misalnya, masing-masing wilayah tersebut menyumbang 58,75% dan 21,36% pada PDB.

Setijadi menambahkan, SCI mengapresiasi keberhasilan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan merger BUMN layanan jasa pelabuhan itu.

Ia berharap Pelindo akan berperan melalui pelabuhan-pelabuhannya di empat wilayah yang berkontribusi terhadap PDB masih rendah, yaitu Kalimantan (7,94%), Sulawesi (6,66%), Bali-Nusa Tenggara (2,94%), dan Papua (2,35%).

"Menurut UU No. 19/2003 tentang BUMN, selain mengejar keuntungan, salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN lainnya adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya," katanya pula.

Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Makassar yang dikelola oleh Pelindo IV di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/9/2021). ANTARAFOTO/Arnas Padda

 

Empat pelabuhan, yaitu PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia III, dan PT Pelabuhan Indonesia IV, melebur ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi surviving entity. Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan penggabungan atau merger empat BUMN pelabuhan Pelindo menjadi satu Pelindo telah disahkan oleh Presiden Joko Widodo. Yakni, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 tentang Penggabungan PT Pelindo I, III, dan IV (Persero) ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

"Alhamdulillah, penggabungan empat BUMN pelabuhan, berintegrasi menjadi satu Pelindo sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan, dan PP dari Presiden Joko Widodo juga sudah disahkan," ujar Erick Thohir di Jakarta, dilansir dari Antara, Sabtu (2/10).

Menurut Menteri BUMN, penggabungan Pelindo ini dilakukan untuk membuat industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat, dan meningkatkan konektivitas maritim di seluruh Indonesia. Serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan.

"Penggabungan akan dapat memaksimalkan sinergi dan penciptaan nilai tambah. Salah satunya, terbuka peluang perusahaan untuk go global. Integrasi ini menempatkan Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia," kata Erick.

Lewat merger, Pelindo kini memiliki total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs (twenty foot equivalent units). Penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage dan memperkuat permodalan perusahaan.

Penggabungan BUMN sektor pelabuhan dinilai sebagai langkah tepat dan relevan untuk menyesuaikan dengan kemajuan industri yang makin pesat seiring kemajuan teknologi dan informasi. 

Sebagai perusahaan operator pelabuhan yang memiliki peran besar dalam menjaga rantai distribusi logistik dan berimplikasi pada kemajuan ekonomi negara, diperlukan terobosan melalui integrasi BUMN pelabuhan. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar