c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

14 Juli 2025

11:53 WIB

Aspermigas: Kelengkapan Data Bisa Jadi Senjata Tarik Investasi Hulu Migas

Upaya melengkapi data blok migas demi menarik investasi hulu migas harus berjalan paralel dengan pembenahan tata kelola PT Pertamina.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Aspermigas: Kelengkapan Data Bisa Jadi Senjata Tarik Investasi Hulu Migas</p>
<p id="isPasted">Aspermigas: Kelengkapan Data Bisa Jadi Senjata Tarik Investasi Hulu Migas</p>

Suasana anjungan lepas pantai Yakin Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Senin (25/3/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

JAKARTA - Menarik investasi sektor hulu minyak dan gas bumi menjadi salah satu pekerjaan rumah yang vital bagi pemerintah dalam upaya mendongkrak lifting migas.

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menyebut pengurangan risiko adalah hal yang penting bagi perusahaan migas skala global untuk mempertimbangkan investasi mereka di Indonesia.

Dia menekankan pemerintah harus terjun menyuntikkan modal terlebih dahulu pada kegiatan eksplorasi di setiap cekungan yang potensial. Hal itu dilakukan untuk menambah dan melengkapi data-data seputar blok migas dari Sabang sampai Merauke.

"Kalau data itu lengkap, itu akan menurunkan tingkat risiko dari proyek. Jadi, data-datanya harus makin banyak, risiko makin turun," ungkap Moshe kepada Validnews, Senin (14/7).

Baca Juga: Chevron Dan TotalEnergies Diharapkan Garap Eksplorasi Migas di Papua

Menurutnya, kegiatan eksplorasi harus didominasi oleh investasi dari pemerintah. Dengan begitu, pemerintah bisa melengkapi data pada profil setiap blok migas yang akan ditawarkan kepada perusahaan.

"Pemerintah harus bisa sikapi ini, itu investasi (eksplorasi) harus dari pemerintah sendiri," imbuhnya.

Upaya melengkapi data itu juga harus dibarengi dengan pembenahan pengelolaan perusahaan migas milik Indonesia, dalam hal ini PT Pertamina. Moshe menegaskan perusahaan pelat merah tersebut harus bisa memperketat aspek Good Corporate Governance (GCG), serta membuktikan pengelolaan lapangan migas selama ini dilakukan secara profesional.

Dengan begitu, Moshe meyakini perusahaan migas kelas kakap tak akan berpikir panjang untuk bermitra dengan Pertamina dalam pengelolaan dan pengembangan setiap blok migas yang ada.

"Jadi, Pertamina harus bisa mencontoh perusahaan NOC (National Oil Company) yang lain untuk bisa mengelola perusahaan sendiri dengan GCG yang ketat, itu akan meningkatkan kepercayaan," kata dia.

Kembalinya investasi dari TotalEnergies ke industri hulu migas Indonesia pun tak lepas dari peran PETRONAS. Bagi Total, PETRONAS merupakan perusahaan yang sangat bisa dipercaya sehingga mereka mau kembali 'ngebor' sumur migas di Indonesia.

Baca Juga: Melihat Potensi Investasi RI Dari Kaca Mata Bos Migas Dunia

Perusahaan energi asal Prancis tersebut sebelumnya dikabarkan telah mengakuisisi 24,5% hak partisipasi (Participating Interest/PI) PETRONAS atas Wilayah Kerja (WK) Bobara di Provinsi Papua Barat.

"Total balik ke Indonesia itu karena siapa? Karena dia tahu partner yang mereka percaya siapa. Mereka masuk tidak sendiri, mereka masuk karena diundang PETRONAS," sambung Moshe.

Karena itulah, Moshe mengingatkan agar PT Pertamina juga ikut andil dalam menarik mitra global, yakni dengan membenahi tata kelola perusahaan. Terlebih, Pertamina dewasa ini tengah digoyang oleh kasus korupsi tata kelola minyak mentah.

Menurutnya, penting bagi Pertamina untuk mencari rekanan mengingat tak sedikit modal yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan sejumlah blok migas kelolaan mereka, seperti Blok Rokan dan Blok Mahakam.

"Sama-sama mengerjakan Blok Rokan, Blok Mahakam, itu luar biasa sulitnya dan luar biasa membutuhkan dana yang besar. Itu tidak bisa sendiri, kalau mau dikelola secara efektif dan produksi meningkat tidak bisa sendiri," tandas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar