c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

25 Oktober 2025

11:35 WIB

Asing Jual Tipis Instrumen Investasi RI Rp940 Miliar Pekan Ini

Pembelian asing terhadap instrumen investasi saham belum mampu menutupi penjualan lebih besar yang terjadi di pasar SBN dan SRBI.

Penulis: Siti Nur Arifa

<p id="isPasted">Asing Jual Tipis Instrumen Investasi RI Rp940 Miliar Pekan Ini</p>
<p id="isPasted">Asing Jual Tipis Instrumen Investasi RI Rp940 Miliar Pekan Ini</p>

Ilustrasi sebuah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan naik 0,52% ke posisi 8.081,54 di Bursa Efek Indonesia. Validnews/ Hasta Adhistra.

JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso melaporkan, investor asing terpantau menjual kepemilikan instrumen investasi di Indonesia sebesar Rp940 miliar pada perdagangan di pekan keempat Oktober 2025.

Modal keluar ini masih melanjutkan tren pekan sebelumnya, di mana asing terpantau gencar menjual instrumen investasi RI mencapai Rp16,61 triliun.

Adapun aliran modal keluar pekan disebabkan oleh penjualan di pasar SBN dan SRBI, dengan nilai lebih besar dibanding pembelian di pasar saham.

"Berdasarkan data transaksi 20-23 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp0,94 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,73 triliun di pasar SBN dan Rp1,28 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto sebesar Rp3,08 triliun di pasar saham," ungkap Ramdan dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (25/10).

Baca Juga: Terjun Bebas! Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp16,61 T Minggu Ini

Selain itu, BI mencatat, berdasarkan data setelmen sampai 23 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp48,36 triliun di pasar saham dan Rp136,76 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp8,58 triliun di pasar SBN.

"Premi CDS Indonesia 5 tahun per per 23 Oktober 2025 sebesar 80,44 bps, turun dibanding dengan 17 Oktober 2025 sebesar 81,78 bps," tambah Ramdan.

Sementara itu, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada di level 5,97% pada Jumat (24/10) pagi, turun tipis dibanding Kamis (23/10) yang naik di level 5,98%.

Per akhir Kamis (23/10), hasil pantauan BI, indeks dolar AS (DXY) terpantau menguat ke level 98,94 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro Eropa, yen Jepang, poundsterling Britania Raya, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Meski demikian, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau stabil jelang akhir pekan ini. Detailnya, rupiah berada pada level bid Rp16.600 per dolar AS pada akhir Kamis (23/10), begitupun pada pembukaan Jumat (24/10).

Baca Juga: Borong Saham-SBN, BI: Modal Asing Balik Rp6,43 T Pekan Ini

Selanjutnya, Ramdan juga menginformasikan, yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun terpantau turun per Kamis (23/10).

“Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,001%,” ungkapnya.

Dia menuturkan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia ke depan.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," pungkas Ramdan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar