02 Mei 2023
15:39 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) dan Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan untuk mewujudkan kawasan perekonomian yang inklusif, inovatif dan mengedepankan konsep berkelanjutan, pihaknya telah bekerjasama dengan Asia Pasific Coorperation (APEC).
Hal itu dikatakan Arsjad di sela kunjungan delegasi ASEAN-BAC ke Brunei Darussalam, dalam pernyataan resmi, Selasa (2/5).
Roadshow ke Brunei Darussalam dilakukan untuk menyelaraskan dengan visi misi ASEAN-BAC serta APEC, selain untuk mendorong lima isu prioritas dan delapan legacy project ASEAN-BAC tahun ini.
Kunjungan itu juga untuk menjalin kerja sama dalam pembangunan Kalimantan melalui Brunei Borneo Business Conference, serta mengupayakan kerja sama dalam pembangunan berkelanjutan antara Brunei Darussalam dan Indonesia.
“Pembangunan berkelanjutan erat kaitannya dengan adanya inisiasi net zero emission dalam berbagai sektor seperti perdagangan dan industri. Melalui ASEAN-BAC tahun ini, kami mendorong agar usaha dekarbonisasi industri segera tercapai,” jelasnya.
Baca Juga: Gagasan Sustainability Dimulai Dari Siapa?
Ia menjelaskan terkait perubahan iklim, negara negara di kawasan ASEAN menjadi sangat rentan dan hal ini dapat berdampak pada berbagai sektor, termasuk bisnis dan industri.
Data Climate Risk Index pada tahun 2019 menyebutkan bahwa ada tiga negara ASEAN yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, yaitu Myanmar, Filipina dan Thailand. Bahkan, ASEAN sendiri juga turut berkontribusi turut berkontribusi sebesar 8% pada total emisi global.
"APEC-BAC dapat turut serta dalam membantu memberikan masukan dan pemahaman dalam menjalankan inisiatif program dari ASEAN-BAC. Sebagai lembaga dengan akses sumber daya dan pembiayaan yang luas, APEC-BAC dapat menjadi mitra strategis untuk memperkuat mitigasi perubahan iklim di kawasan ASEAN," katanya.
Arsjad juga menuturkan kolaborasi antara APEC-BAC dan ASEAN-BAC bukan hanya berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, tetapi juga pengembangan sektor bisnis dan swasta di kawasan Asia Pasifik.
Ketua APEC-BAC dan Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menyatakan bahwa kolaborasi ini dapat membuka akses sumber daya dan pembiayaan bagi pelaku bisnis dan industri.
“APEC-BAC dapat memberikan dukungan dan masukan pada inisiatif program dari ASEAN-BAC untuk mencapai perdagangan dan industri bebas karbon. Kerja sama yang kuat antara kedua organisasi diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat posisi ekonomi Asia Pasifik di kancah global,” ungkap Anindya.
Inisiatif Pembangunan Borneo
Arsjad menambahkan, delegasi ASEAN-BAC melakukan pertemuan dengan pihak penting lainnya di Brunei Darussalam. Termasuk pertemuan untuk membahas proyek kerja sama pembangunan di Borneo yang mengutamakan konsep berkelanjutan.
Menurut Arsjad, kesenjangan konektivitas antar wilayah di Borneo menjadi tantangan yang harus diselesaikan. Karena itu, kerja sama antara pemerintah dan swasta didorong untuk membangun pertumbuhan industri dan ekonomi yang Berkelanjutan di kawasa tersebut.
Integrasi dengan BIMP-EAGA yang memiliki beberapa proyek pembangunan konektivitas seperti jalan tol Sarawak dan Sabah, perluasan Pelabuhan Internasional Bitung, proyek kota hijau di Kendari, dan inisiatif pembangunan lainnya seperti memulihkan konektivitas udara dan membuka rute laut baru sangatlah penting.
“Isu deforestasi juga perlu diselesaikan dengan mengandalkan konsep hijau dalam pengembangan ekosistem industri energi baru terbarukan. Provinsi di Kalimantan yang menjadi bagian penting dari integrasi Borneo juga memiliki potensi untuk menjadi rantai pasok kendaraan listrik antar negara ASEAN dan dapat terintegrasi untuk ekosistem kendaraan listrik dan baterai,” tambah Arsjad.
Baca Juga: ASEAN-BAC: Penerapan Ekonomi Hijau Dan Digital Dorong Kemajuan Kawasan
Selain itu, ia memaparkan bahwa Indonesia yang juga juga akan memindahkan ibu kota ke Kalimantan Utara dan akan mengusung konsep smart city yang bergantung pada pemanfaatan energi baru terbarukan agar Kalimantan mampu menjadi pusat ekonomi hijau di ASEAN.
“Indonesia sedang membangun kawasan ibu kota baru yang mampu memanfaatkan energi baru terbarukan, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN). Kami juga sedang membuat Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) yang menjadi pusat ekosistem industri dan energi hijau kami. Untuk itu, kami mengundang Brunei agar bisa ambil bagian dalam pengembangan kawasan ini,” ujar Arsjad.
Wakil Ketua ASEAN-BAC, Bernardino Vega mengatakan agar berbagai upaya kerja sama yang ada, mampu memajukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di seluruh kawasan ASEAN.
Pihaknya berharap setiap inisiatif kerja sama dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan dengan sub-kawasan seperti Borneo melalui pembentukan Borneo Economic Council yang diharapkan merangkul semua stakeholders di Kalimantan.
"Kami juga berharap kelima isu prioritas dan delapan legacy project yang dibawa oleh ASEAN-BAC Indonesia tahun ini mampu diterima oleh seluruh negara,” tutup Dino.