01 Agustus 2025
17:51 WIB
AS Rilis Tarif Baru, Banyak yang Lebih Rendah dari RI
Malaysia, Kamboja, Thailand dan Filipina juga menjadi negara satu kawasan yang mendapat tarif sebesar 19% seperti Indonesia.
Penulis: Siti Nur Arifa
Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif di Oval Office of the White House pada 20 Januari 2025 di Washington, DC. Shutterstock/IAB Studio.
JAKARTA - Donald Trump secara resmi mengumumkan tarif baru untuk semua negara mitra dagang Amerika Serikat.
Dalam daftar penyesuaian tarif yang dirilis, Jepang tidak lagi menjadi satu-satunya negara yang mendapatkan tarif 15%. Begitupun Indonesia yang pada akhirnya memiliki tarif setara dengan sejumlah negara, terutama negara satu kawasan ASEAN seperti Malaysia, Kamboja, Thailand dan Filipina yang juga berhasil menekan tarif ke angka 19%.
Meski banyak negara yang memperoleh kesepakatan tarif di bawah 20%, namun ada juga yang mendapatkan tarif terbilang tinggi seperti Algeria (30%); Bosnia (30%); Brunei (25%); India (25%); Irak (35%); Laos (40%); Myanmar (40%); Syria (41%) dan Serbia (35%).
Baca Juga: Kesepakatan Tarif AS 19% Halau 'Kiamat' Industri Tekstil RI
Selain itu, lebih dari setengah mitra atau sebanyak 39 negara dalam daftar tarif baru yang dirilis AS, mendapat tarif terbilang rendah di angka 15%.
Beberapa di antaranya adalah Madagaskar, Ekuador, Fiji, Ghana, Islandia, Yordania, Selandia Baru, Nigeria, Norwegia, Papua Nugini, Korea Selatan, Zimbabwe, Turki dan masih banyak lagi.
Uni Eropa menjadi mitra yang mendapat tarif dua lapis bergantung dari komoditas tertentu, yakni 0% dan 15%.
Alasan Penurunan Tarif Malaysia
Memiliki tarif di level yang sama dengan Indonesia, Malaysia, Kamboja dan Thailand rupanya memiliki alasan khusus dari keberhasilan menekan tarif ke angka 19%.
Dikutip dari Bloomberg, penyelesaian konflik yang belakangan terjadi antaranya Thailand dan Kamboja menjadi salah satu pertimbangan penurunan tarif diberikan. Sebelumnya, kedua negara tersebut sama-sama mendapat tarif sementara sebesar 36% dari AS.
Sebelumnya, Trump disebut mengancam tidak akan melanjutkan negosiasi dagang jika kedua negara masih bertikai. Namun usai dorongan damai, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengumumkan pihaknya telah memperoleh kesepakatan dengan kedua negara, meski tidak merinci detail kesepakatan yang dimaksud.
Baca Juga: Menkeu: Tarif Dagang AS 19% Dorong Sektor Padat Karya RI
"Hari ini kami telah membuat kesepakatan dengan Thailand dan Kamboja," ujar Lutnick, Kamis (31/7).
Di saat bersamaan, Malaysia yang sebelumnya mendapat tarif sementara sebesar 25% akhirnya juga memperoleh penurunan tarif menjadi 19% lantaran berperan dalam mendamaikan konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja.
Bukan menjadi alasan utama, Negeri Jiran juga diketahui bernegosiasi kepada AS dengan berkomitmen dalam menindak penyelundupan semikonduktor canggih di negaranya.