c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

23 Juli 2025

19:26 WIB

APPBI: Kunjungan Ke Pusat Perbelanjaan Naik, Daya Beli Masyarakat Masih Rendah

APPBI mengakui kunjungan pusat perbelanjaan naik sedikit dari tahun lalu, tetapi masih lebih rendah dari target. Di sisi lain, daya beli masyarakat juga masih rendah.

Penulis: Erlinda Puspita

<p id="isPasted">APPBI: Kunjungan Ke Pusat Perbelanjaan Naik, Daya Beli Masyarakat Masih Rendah</p>
<p id="isPasted">APPBI: Kunjungan Ke Pusat Perbelanjaan Naik, Daya Beli Masyarakat Masih Rendah</p>

Sejumlah pengunjung memilih pakaian di Lombok Epicentrum Mal di Mataram, NTB, Senin (24/3/2025). Antara Foto/Ahmad Subaidi

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja memperkirakan, kenaikan pengunjung pusat perbelanjaan di tahun ini hanya sekitar 10% secara tahunan. Perkiraan ini masih di bawah target yang diharapkan yakni tumbuh 20-30%.

"(Tingkat kunjungan) Ini sekitar 10% dibandingkan tahun lalu. Sebetulnya ini tidak memenuhi target kita yang seharusnya 20% sampai 30%," ungkap dia saat ditemui usai acara Kick Off 100 Lisensi Merek & Produk UMKM Lokal, di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta, Rabu (23/7).

Selain jumlah kunjungan yang naik tipis, Alphonzus juga menyinggung daya beli masyarakat terutama kelas menengah ke bawah yang mengalami pengurangan. Menurutnya, uang yang dipegang masyarakat saat ini cenderung sedikit, sehingga membuat masyarakat lebih memilih hanya untuk berjalan-jalan di pusat perbelanjaan daripada untuk belanja.

Baca Juga: Ekonom: Enam Insentif Ekonomi Bisa Dongkrak Daya Beli Masyarakat

Pengurangan daya beli tersebut pun akhirnya mendorong masyarakat untuk lebih selektif lagi dalam berbelanja.

"Yang berubah itu kan pola belanjanya juga. Pola belanja masyarakat jadi lebih selektif berbelanja, kalau tidak perlu ya tidak beli. Kemudian yang belanja barang juga (mencari) yang harga satuan dengan unit price-nya murah," terang dia.

Sementara itu, Alphonzus menyebut adanya bantuan sosial berupa uang tunai yang disalurkan pemerintah telah sesuai dengan usulan pihaknya. Meski begitu, ia mengingatkan agar pemerintah tetap mengawasi penggunaan bantuan tersebut karena kerap disalahgunakan.

Baca Juga: Penjualan Di Sektor Ritel Melemah Karena Turunnya Daya Beli

"Jadi stimulus ataupun insentif yang diberikan oleh pemerintah harus yang sifatnya langsung, salah satunya bantuan langsung tunai (BLT). Cuma yang jadi masalah BLT ini sering disalahgunakan untuk judi online dan sebagainya. Jadi memang harus hati-hati," imbuh Alphonzus.

Lebih lanjut, untuk masyarakat kelas atas, Alphonzus mengatakan bahwa kelompok ini cenderung berhati-hati dalam berbelanja. Hal tersebut utamanya dipengaruhi kebijakan makroekonomi dan mikroekonomi dari global, termasuk untuk berinvestasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar