c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

07 Januari 2025

09:33 WIB

APBN 2024 Salurkan Rp434,3 T untuk Subsidi BBM-Listrik

Realisasi penyaluran subsidi BBM salah satunya untuk solar yang mencapai Rp89,7 triliun untuk lebih dari 4 juta kendaraan.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">APBN 2024 Salurkan Rp434,3 T untuk Subsidi BBM-Listrik</p>
<p id="isPasted">APBN 2024 Salurkan Rp434,3 T untuk Subsidi BBM-Listrik</p>

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Wamen Keuangan Suahasil Nazara (kiri) dan Thomas Djiwandono (kanan) menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN Kita di Kemenkeu, Jakarta, Senin (6/1/2025). AntaraFoto/Hafidz Mubarak

JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara melaporkan realisasi penyaluran subsidi untuk masyarakat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencapai Rp434,3 triliun.

Adapun, penyaluran subsidi tersebut mulai dari bahan bakar minyak (BBM), LPG 3 kg, listrik, hingga pupuk.

“Manfaat APBN yang dinikmati langsung oleh masyarakat juga termasuk dalam konteks menikmati harga BBM, LPG, listrik, dan pupuk yang lebih murah karena APBN memberikan subsidi,” kata Suahasil dalam Konferensi Pers APBN 2024 di Jakarta, Senin (6/1).

Lebih lanjut, dia merinci, solar yang seharusnya berharga Rp11.950 per liter, dijual kepada masyarakat dengan subsidi menjadi hanya Rp6.800 per liter. Artinya, selisih sebesar Rp5.150 per liter, atau sekitar 43% dari harga asli ditanggung oleh APBN.

Baca Juga: Ekonom Waspadai Pelemahan Kelas Menengah Pasca Subsidi BBM Berubah Jadi BLT

"Jadi kalau teman-teman beli solarnya 20 liter, itu setelah selesai beli 20 liter itu ibaratnya baru terima uang dari APBN Rp100 ribu, Rp100 ribu-nya enggak ke penerima, tetapi dibayari oleh negara karena ada selisih antara harga yang seharusnya dengan harga yang dibayar oleh masyarakat," jelasnya.

Adapun, total realisasi anggaran untuk subsidi ini pada 2024, APBN menggelontorkan mencapai Rp89,7 triliun untuk lebih dari 4 juta kendaraan.

Begitu pula dengan Pertalite. Harga seharusnya Pertalite Rp11.700 per liter, dijual dengan harga Rp10.000 per liter, atau disubsidi Rp1.700 per liter (15%). Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp56,1 triliun dan dinikmati oleh 157,4 juta kendaraan.

Kemudian, minyak tanah yang seharusnya berharga Rp11.150 per liter dijual kepada masyarakat dengan harga Rp2.500 per liter, disubsidi Rp8.650 per liter (78%), dengan realisasi anggaran Rp4,5 triliun. Subsidi ini memberikan manfaat bagi 1,8 juta rumah tangga.

Untuk LPG 3 kg, sambungnya, masyarakat hanya membayar Rp12.750 per tabung dari harga asli Rp42.750 per tabung. Dengan begitu, sebesar 70% atau Rp30 ribu harga LPG 3 kg per tabung disubsidi oleh APBN. Realisasi belanja untuk subsidi tabung LPG 3 kg mencapai Rp80,2 triliun dan dinikmati oleh 40,3 juta pelanggan.

"Ini cukup besar (realisasi belanja Rp80,2 triliun) kalau dibandingkan dengan yang lain, dan ini digunakan oleh sekitar 40,3 juta pelanggan atau biasanya digunakan oleh UMKM dan juga rumah tangga," terang Suahasil.

Subsidi Listrik
Di sisi lain, total subsidi yang digelontorkan APBN untuk sektor listrik mencapai Rp156,4 triliun.

Tarif untuk rumah tangga (RT) 900 VA subsidi seharusnya Rp1.800 per kWh, namun masyarakat hanya membayar Rp600 per kWh, disubsidi sebesar Rp1.200 per kWh (67%) dan dinikmati oleh 40,3 juta pelanggan.

Listrik rumah tangga 900 VA non-subsidi mendapatkan kompensasi Rp400 per kWh (22%), menurunkan biaya dari Rp1.800 per kWh menjadi Rp1.400 per kWh dan dimanfaatkan oleh 50,6 juta pelanggan.

Baca Juga: Kemenkeu: Bakal Ada Basis Data Tunggal Untuk BBM Subsidi

Sementara untuk pupuk, lanjut Suahasil, nilai realisasi subsidi mencapai Rp47,4 triliun untuk 7,3 juta ton pupuk kepada petani.

Pupuk urea, dengan harga seharusnya Rp5.558 per kg, dijual dengan harga Rp2.250 per kg, atau disubsidi Rp3.308 per kg (59%).

Sementara itu, pupuk NPK yang seharusnya berharga Rp10.791 per kg, dijual kepada petani dengan harga Rp2.300 per kg, atau disubsidi sebesar Rp8.491 per kg (78%).

"Itu adalah seluruh manfaat yang diterima langsung oleh penerima manfaat," pungkas Wamenkeu Suahasil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar