22 Oktober 2025
20:58 WIB
Amran Beberkan Potensi Ekspor Pertanian Indonesia, Utamakan Hilirisasi
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan produk hilirisasi pertanian Indonesia memiliki peluang besar, terutama kelapa dan kakao.
Penulis: Erlinda Puspita
Ilustrasi virgin coconut oil yang merupakan produk olahan dari buah kelapa. Shutterstock/Subbotina Anna.
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan hilirisasi komoditas pertanian Indonesia mampu menaikkan harga jual ekspor yang sangat signifikan, salah satunya pada komoditas kelapa. Ia menyebut produk turunan komoditas kelapa yang laris di pasar adalah coconut milk atau santan kelapa hingga virgin coconut oil (VCO) atau minyak kelapa.
Menurut dia, permintaan produk olahan kelapa untuk coconut milk maupun VCO saat ini sangat laris di pasar China, India, dan Eropa. Ini terjadi karena ada pergeseran pola konsumsi dari susu menjadi ke santan kelapa. Oleh karena itu, Indonesia harus memanfaatkan peluang pasar tersebut.
“Nah sekarang kita dari perintah Bapak Presiden minta hilirisasi agar ekspornya lebih tinggi. Sekarang harga (kelapa) Rp1.350/kg. Kalau ini dihilirisasi kita ekspor VCO dan air kelapa kita kemas dengan baik, itu sekarang ekspornya Rp24 triliun, kalau dikalikan 100 itu menjadi Rp2.400 triliun. Ini baru kelapa,” jelas Amran dalam Konferensi Pers Satu Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih Sektor Pertanian di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu (22/10).
Baca Juga: Hilirisasi Kelapa Masuk PSN, Bappenas: Bisa Tingkatkan Devisa
Bukan hanya kelapa, Amran juga menyebut potensi hilirisasi komoditas pertanian Indonesia lainnya adalah buah kakao yang kemudian diolah menjadi coklat.
“Kakao atau coklat itu kita proses dulu di dalam negeri sehingga menjadi cokelat. Cokelat yang kita ekspor bukan kakao mentah,” ucap dia.
Dalam kesempatan ini Amran menyampaikan, dalam setahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Kementan berhasil meningkatkan ekspor pertanian sebesar 42,19% dibandingkan tahun lalu. Kenaikan tersebut mencatatkan perolehan ekspor pertanian nasional per Agustus 2025 senilai Rp507,78 triliun.
Lebih lanjut, terkait hilirisasi pertanian, beberapa waktu lalu Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan, hingga saat ini sudah ada dua perusahaan asal China yang berinvestasi di Indonesia untuk sektor tanaman kelapa.
Baca Juga: Ikhtiar Mengembalikan Kejayaan Kakao Nusantara
Investasi tersebut terdiri dari perusahaan Zhejiang FreeNow Food Co., Ltd dan satu perusahaan yang lainnya hadir dalam bentuk konsorsium China. Meski begitu, Roeslan enggan menjelaskan secara rinci nama dan pihak konsorsium yang dimaksud.
“Satu, saya ingat namanya itu FreeNow. Dia adalah penghasil kelapa, produsen kelapa. Turunannya itu terbesar di China. Dia udah ada enam pabrik. Saya soalnya ke sana juga," ungkapnya kepada wartawan usai konferensi pers realisasi investasi kuartal III/2025 di kantor BKPM, Jakarta Jumat (17/10).
Dari investasi tersebut, Roeslan mengaku bersyukur karena berhasil menyerap tenaga kerja cukup signifikan. Walaupun nilai investasi yang masuk masih tergolong kecil.
“Kelapa itu investasinya hanya US$100 juta (sekitar Rp1,65 triliun; kurs Rp16.580/US$) yang sudah berjalan nih ya. Tapi penciptaan lapangan pekerjaannya itu menyerap minimum 5.000 orang,” tutur Roeslan.