c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

29 November 2023

15:22 WIB

Amankan Nataru, Bapanas Pastikan Kecukupan Stok Beras

Pemerintah masih terus berusaha mencukupi stok beras nasional menjelang Natal dan Tahun Baru 2024 mendatang.

Penulis: Al Farizi Ahmad

Amankan Nataru, Bapanas Pastikan Kecukupan Stok Beras
Amankan Nataru, Bapanas Pastikan Kecukupan Stok Beras
Petugas melakukan bongkar muat beras impor sebanyak 24.000 ton dari kapal asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Pemerintah masih terus berusaha mencukupi stok beras nasional menjelang Natal dan Tahun Baru 2024 mendatang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badang Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi.

"Khusus untuk beras kita kan masih ada pekerjaan memastikan importasi masuk sambil kita dorong yang produksi dalam negeri. Karena menanam sekarang panennya kan nanti 3 bulan lagi, jadi kita harus pastikan bahwa November, Desember dengan Kementerian teknis menteri pertanian supaya bisa produksi, " kata Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu(29/11).

Arief menuturkan, untuk mencukupi stok penanaman yang dilakukan harus mencapai 1 juta hektare supaya hasilnya terlihat. "Kalau rata rata gabah 1 bulan bisa 2,5 atau 2,6 kuta ton. Kalau nanem-nya masih di bawah 1 juta, kita akan defisit, " tuturnya.

Baca Juga: Sepanjang 2023, Pemerintah Telah Impor 1,59 Juta Ton Beras

Padahal, lanjut Arief, saat ini penanaman padi masih di bawah 1 juta hektare. Sebab, kondisi cuaca masih belum memungkinkan.

"Saat ini di bawah 1 juta hektare, karena kemarin air, ini harus kita dorong minimal harus 1 juta hektare, " ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Arief mengatakan untuk menjaga stok beras juga melakukan impor dari Myanmar. Menurut Arief, impor yang dilakukan pemerintah sebanyak 100 ribu ton.

"Myanmar itu terakhir 100 ribu ton," ujar Arief.

Baca Juga: Tingkatkan Percepatan Tanam, Mentan Lakukan “Tanam Culik” di Tuban

Arief menambahkan, hingga kini pemerintah tidak ada rencana impor beras dari China. Sebab, pemerintah masih prioritaskan dari Vietnam dan Thailand yang menjadi importir paling banyak.

"Paling besar dari Vietnam sama Thailand. Sekitar 40:40, sisanya 20 dari negara lain, jadi 80% dari Vietnam dan Thailand, " tutupnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar