23 November 2023
12:15 WIB
DUSSELDORF - Kementerian Perdagangan mencatat produk alat kesehatan Indonesia mencatatkan potensi transaksi sebesar US$21,98 juta atau setara Rp338,98 miliar di Pameran Medica 2023 dengan .
Pameran internasional yang dilaksanakan di Düsseldorf, Jerman pada 13-16 November 2023 ini, diikuti lebih dari 6.200 perusahaan multinasional dengan menampilkan lebih dari 22.000 jenis produk alat kesehatan.
Termasuk dalam potensi transaksi tersebut yaitu tujuh kesepakatan perusahaan Indonesia dengan negara mitra mitra bisnis internasional dari Jerman, Swiss, Prancis, Belanda, Tiongkok, dan Vietnam.
Perusahaan Indonesia tersebut yaitu PT Graha Tekno Medika, PT Forsta Kalmedic Global, PT Kalgen DNA, PT Swayasa Prakarsa, PT Prima Alkesindo Nusantara, dan PT IDBH Utama Jaya.
“Capaian ini patut membuat kita bangga sekaligus menjadi motivasi bagi pelaku usaha Indonesia dari berbagai sektor lainnya. Dengan kapabilitas mumpuni perusahaan Indonesia, produk kitam menjadi pilihan konsumen dunia,” ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi dalam keterangan resmi, Kamis (23/11).
Baca Juga: Industri Belum Siap, Indonesia Tak Kunjung Mandiri Alkes
Partisipasi Paviliun Indonesia pada Medica 2023 merupakan hasil kerja sama Kementerian Perdagangan dengan Kedutaan Besar RI Berlin, Kementerian Kesehatan, dan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki).
Paviliun Indonesia dibuka secara resmi oleh Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman Arif Havas Oegroseno. Selain Didi, hadir pada pembukaan antara lain Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalucia, Konsul Jenderal RI di Frankfurt Antonius Yudi Triantoro, dan delegasi dari industri kesehatan Indonesia.
Menempati area seluas 120 m2 di aula 17, Paviliun Indonesia tergabung dengan Paviliun Italia, Perancis, Belgia, Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Pakistan, Maroko, Brazil, Swiss, dan Taiwan.
Paviliun Indonesia menampilkan beragam produk alat kesehatan unggulan dalam negeri yang telah memenuhi standar internasional.
Adapun produk yang ditampilkan yaitu peralatan cangkok tulang, mesin kolposkopi, ICU ventilator, sekrup sistem tulang belakang, ranjang elektrik rumah sakit, jarum suntik, peralatan bedah, peralatan pemindaian kardiografi, mesin proses dialisis, mesin humidifier, sarung tangan bedah, peralatan tes reagen, dan perlengkapan bedah sekali pakai. Selain di Paviliun Indonesia, terdapat satu perusahaan unggulan Indonesia yang berpartisipasi secara mandiri di aula 6.
Di sela pameran, Paviliun Indonesia juga menggelar peluncuran produk Bonegraft yaitu materi pengganti tulang yang digunakan pada kasus patah tulang dengan defect tulang dengan tujuan untuk mempercepat penyembuhan.
Produk ini memiliki kandungan kalsium yang diperoleh dari cangkang telur ayam dengan proses pemurnian mutakhir sehingga mendapatkan kalsium murni.
Produk inovatif ini sangat ramah lingkungan dan diklaim sebagai pertama di dunia yang menggunakan bahan baku natural. Produk tersebut merupakan kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dengan PT Berkah Instalasi Medika dan PT Astra Komponen Indonesia.
Baca Juga: Pemerintah Yakinkan Jepang Jadi Investor Industri Farmasi dan Alkes
Pada Medica 2023, perwakilan Kementerian Kesehatan juga berkesempatan menjadi pembicara dalam Medica Tech Forum. Pada kegiatan tersebut ditampilkan transformasi kesehatan Indonesia dan potensi kerja sama internasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta menciptakan inovasi di sektor kesehatan.
“Partisipasi Indonesia pada ajang bergengsi sektor alat kesehatan ini selaras dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekspor produk-produk bernilai tambah tinggi.
Keikutsertaan kembali Indonesia pada Medica 2023 sekaligus menjadi upaya mendorong penetrasi produk alat kesehatan ke pasar Eropa. Selain itu, sebagai momentum menampilkan kapabilitas perusahaan Indonesia dalam memproduksi alat kesehatan berkualitas di mata dunia,” kata Didi.
Pada 2022, produk alat kesehatan (HS90) menempati urutan ke-5 sebagai kelompok produk yang paling banyak diimpor oleh Jerman dengan nilai impor mencapai US$46,9 miliar dari total perdagangan sebesar US$125,8 miliar untuk sektor ini. Pada tahun tersebut, ekspor produk alat kesehatan Indonesia ke Jerman tercatat sebesar US$53,8 juta.
“Konsistensi keikutsertaan Indonesia di ajang internasional Medica diharapkan dapat mendorong pengembangan sektor kesehatan dalam negeri dan memperluas jejaring bisnis dengan mitra potensial di tingkat global,” pungkas Didi.