c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

10 Juni 2023

18:00 WIB

Airlangga Respons Peringatan FAO Soal Krisis Pangan Global

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ancaman krisis pangan global harus disikapi cepat oleh semua pihak dengan mengedepankan kolaborasi.

Airlangga Respons Peringatan FAO Soal Krisis Pangan Global
Airlangga Respons Peringatan FAO Soal Krisis Pangan Global
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam PENAS Petani-Nelayan XVI-2023. Dok. Kemenko Perekonomian

PADANG - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) terkait ancaman krisis pangan global harus disikapi cepat oleh semua pihak dengan mengedepankan kolaborasi.

"Ketegangan politik di berbagai negara dan ancaman perubahan iklim memerlukan peran aktif semua pihak untuk meningkatkan produksi sektor pertanian," kata Airlangga di Padang, Sabtu (10/6).

Hal tersebut disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutan Presiden RI pada pembukaan Penas Tani XVI yang dipusatkan di Lapangan Udara (Lanud) Sutan Sjahrir Kota Padang, Sumatera Barat, 10 hingga 15 Juni 2023.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional maka peningkatan produksi wajib dilakukan serta mengenalkan berbagai pangan ke negara-negara lain sebagai komoditas ekspor.

Baca Juga: Luhut Minta Semua Pihak Bersiap Hadapi El Nino Agustus Mendatang

Ia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir pemerintah juga telah menyiapkan dan membangun berbagai infrastruktur pendukung bagi sektor pertanian seperti bendungan yang difungsikan sebagai tempat penyediaan air.

Kemudian pemerintah juga membangun sarana transportasi agar ongkos logistik dari sektor pertanian dapat ditekan, termasuk pemanfaatan komoditas unggulan yang adaptif terhadap perubahan iklim hingga penerapan pertanian cerdas.

Tidak hanya itu, pemerintah juga menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan menjalankan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank yang tergabung dalam Himbara kepada petani di Tanah Air.

"Tahun ini anggaran KUR bagi sektor pertanian yaitu Rp450 triliun," sebut dia.

Mengingat pemerintah sudah menyediakan anggaran dalam jumlah besar, Airlangga meminta Kementerian Pertanian untuk kembali mendorong pemerintah kabupaten dan kota, kelompok tani dan petani maupun nelayan untuk memanfaatkan KUR tersebut.

Sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan petani hutan, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembangunan infrastruktur bendungan untuk penyediaan air, pembangunan sarana transportasi untuk mengurangi logistic cost, pemanfaatan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan lingkungan, dan penerapan pertanian cerdas.

Selain itu, Pemerintah juga telah memfasilitasi penggunaan alat dan mesin pertanian, penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Perhutanan Sosial (PS) dan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), penerapan pembangunan kelautan perikanan ekonomi biru (blue economy), menumbuhkan start-up muda dan marketplace, hingga  memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

Di samping berbagai upaya tersebut, Airlangga juga mengajak seluruh stakeholders untuk turut berkolaborasi dalam melakukan kerja nyata guna meningkatkan kemampuan dan kemandirian petani, nelayan dan petani hutan agar menjadi lebih produktif, mumpuni dalam literasi bisnis, mampu meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan, serta mandiri dan berdaya saing secara global.

Baca Juga: Kementan Canangkan Daerah Garap 1.000 Ha Lahan Untuk Ketahanan Pangan

FAO meramal, fenomena oseanografi El Niño akan kembali terjadi pada Juni 2023. Fenomena alam pemicu kekeringan ini disinyalir akan jadi penyebab utama peristiwa cuaca ekstrem yang menimbulkan risiko tinggi ketahanan pangan global.

Jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut diproyeksi dapat mencapai 222 juta di 53 negara/wilayah, setelah situasi ini juga telah terjadi di 2022. 

Proyeksi ini juga menjadi tingkat tertinggi yang pernah tercatat, menurut laporan Hunger Hotspots terbaru.

“Meningkatnya kerawanan pangan merupakan konsekuensi dari efek gabungan dari konflik, guncangan ekonomi, dan cuaca ekstrim,” tulis laporan yang diterima di Jakarta, Kamis (27/4).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar