c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

09 Oktober 2025

13:20 WIB

Airlangga: Pemerintah Sedang Uji Jalan B50 di Kereta-Kapal 6 Bulan

Menko Airlangga Hartarto mengonfirmasi bahan bakar biodiesel 50 (B50) sudah menjalani uji jalan untuk implementasi 2026. Uji jalan B50 rencananya dilakukan di lokomotif, kereta, hingga mesin kapal.

<p>Airlangga: Pemerintah Sedang Uji Jalan B50 di Kereta-Kapal 6 Bulan</p>
<p>Airlangga: Pemerintah Sedang Uji Jalan B50 di Kereta-Kapal 6 Bulan</p>

Ilustrasi - Pengujian ketahanan bahan bakar B30 di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2019). Antara News/Chairul Rohman

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, bahan bakar biodiesel 50 (B50) sudah menjalani uji jalan untuk diimplementasikan pada 2026.

“Ini sedang dilakukan 'road test' sampai enam bulan ke depan,” ucap Airlangga melansir Antara, Jakarta, Kamis (9/10).

Baca Juga: Siap Berlaku 2026, Kementerian ESDM Mantapkan Implementasi B50

Airlangga mengonfirmasi akan menjadwalkan Rapat Kerja Nasional Komite Pengarah (Komrah) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), sebab pengimplementasian B50 membutuhkan pasokan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Buat awam, B50 merupakan jenis bahan bakar diesel terbarukan berupa campuran dari 50% CPO dan 50% solar konvensional (fosil). Oleh karenanya, kebutuhan akan CPO harus dikoordinasikan dengan BPDP.

“Nanti kami jadwalkan (Rapat Komrah), tetapi 'road test' (uji jalan) sudah mulai,” kata Airlangga.

Baca Juga: Meski Belum Road Test, Dirjen EBTKE Jamin Implementasi B50 Tetap Tahun Depan

Secara terpisah, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyampaikan, uji jalan penggunaan B50 dilakukan di berbagai kendaraan secara paralel.

“Kalau tesnya ada di lokomotif, ada kereta, ada mesin kapal, ada gensetnya di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap),” kata Eniya.

Saat ini, Kementerian ESDM mengupayakan agar biodiesel 50 atau B50 tetap diimplementasikan pada 2026, meskipun sedang mempertimbangkan opsi B45.

Pertimbangan menggunakan B45 tersebut didasari oleh kebutuhan dan volume FAME atau Fatty Acid Methyl Ester yang didapatkan dari minyak kelapa sawit (crude palm oil).

Kebutuhan FAME untuk mengimplementasikan B45 adalah 17 juta kiloliter (KL). Di sisi lain, untuk mengimplementasikan B50 membutuhkan 19 juta KL. Sedangkan, ketersediaan FAME pada 2025 berada di kisaran 15,6 juta KL.

Baca Juga: E10 Jadi BBM Wajib? Bahlil Siapkan Peta Jalan Etanol 10%

Saat ini, Indonesia sudah mengimplementasikan mandatori B40. Per September, implementasi B40 sudah mencapai 10 juta kiloliter (KL), atau 64,7% dari target 15,6 juta KL.

Selain itu, implementasi B40 pada 2025 juga telah menghemat devisa negara sekitar US$9,3 miliar atau setara dengan Rp147,5 triliun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar