20 November 2023
10:36 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
MANILA - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyetujui pinjaman US$350 juta atau Rp5,39 triliun (kurs:15.413,55/dolar AS) untuk mendukung Kementerian Kesehatan Indonesia. Pinjaman ini ditujukan dalam melaksanakan transformasi perawatan kesehatan primer di seluruh Indonesia.
“ADB gembira dapat bermitra dengan Pemerintah Indonesia dalam mentransformasikan program perawatan kesehatan primer demi masyarakat yang lebih sehat, lebih kuat, dan lebih tangguh,” ucap Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga dalam siaran resmi, Jakarta, Senin (20/11).
ADB berharap, pinjaman dana ini dapat meningkatkan akses ke layanan perawatan kesehatan primer yang berkualitas dan responsif terhadap gender dan iklim di Indonesia.
Adapun pinjaman ini dilaksanakan dalam mendukung Program Dukungan Tindakan dan Transformasi Kesehatan Esensial atau SEHAT/Supporting Essential Health Actions and Transformation yang merupakan pinjaman berbasis hasil.
Baca Juga: Pemda Harus Upayakan Transformasi Kesehatan Primer
Pinjaman ini dirancang untuk memperkuat, mengintegrasikan, dan menstandardisasikan siklus model penyampaian layanan perawatan kesehatan primer di puskesmas dan posyandu di seluruh Indonesia. Jiro menyebut, program ini selaras dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional pemerintah.
“(Terutama) dalam mendukung pelaksanaan Agenda Transformasi Kesehatan Indonesia pasca-pandemi, yang sangat penting untuk memperkuat sistem kesehatan Indonesia serta merespons pandemi di masa mendatang dan perubahan iklim,” tambahnya.
Program SEHAT akan meningkatkan layanan perawatan kesehatan primer bagi masyarakat dan rumah tangga, melalui bantuan yang melengkapi penyedia layanan kesehatan primer dengan mesin USG serta instrumen untuk memantau adanya stunting dan malnutrisi.
Selain itu, program ini akan memperkuat dan menstandardisasi laboratorium kesehatan masyarakat tingkat I di puskesmas. Serta meningkatkan kapasitas layanan perawatan kesehatan primer dan staf laboratorium kesehatan masyarakat.
“Hal ini termasuk pelatihan tenaga kesehatan di puskesmas dan posyandu agar dapat memberikan layanan kesehatan reproduktif, serta deteksi dini dan penanganan kekerasan berbasis gender,” papar Jiro.
Baca Juga: Sambut Bonus Demografi, Pemerintah Optimalkan Akses Kesehatan
ADB menekankan, program ini juga mempromosikan integrasi sistem informasi kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan platform kesehatan digital SatuSehat dari Kementerian Kesehatan.
Begitu juga dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama Tujuan Nomor 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan Tujuan Nomor 5 (Kesetaraan Gender).
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Berdiri 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota, dengan 49 anggota di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.