c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

05 April 2025

15:05 WIB

Ada 4 Produk UMKM yang Diperkirakan Masih Laku Keras Meski Tarif AS Naik

Empat produk UMKM yang diperkirakan masih akan tetap laku meskipun tarif impor AS naik selangit, yakni tekstil dan pakaian jadi, makanan olahan, furnitur, serta kopi.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Ada 4 Produk UMKM yang Diperkirakan Masih Laku Keras Meski Tarif AS Naik</p>
<p id="isPasted">Ada 4 Produk UMKM yang Diperkirakan Masih Laku Keras Meski Tarif AS Naik</p>

Pekerja sedang memproduksi tekstil buatan Indonesia. Antara/HO-Bea Cukai

JAKARTA - Pengenaan tarif impor sebesar 32% oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia berpotensi memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia, termasuk produk UMKM. 

Mengutip data Kemendag, AS sendiri merupakan salah satu negara pangsa ekspor nonmigas utama Indonesia selain Cina dan India, dengan total nilai ekspor menuju ketiganya mencapai US$106,86 miliar.

Baca Juga: Kena Tarif Impor AS 32%, Apa Saja Komoditas Ekspor Indonesia?

Berdasarkan data BPS, UMKM pun menyumbang sekitar 60,5% PDB di 2024 dan menyerap 97% tenaga kerja Indonesia sehingga memiliki kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional. 

Namun, diperkirakan ada beberapa produk UMKM yang akan masih laku keras meski tarif AS naik, apa saja? Berikut empat produk UMKM yang diperkirakan masih akan tetap laku meskipun tarif impor AS naik selangit.

Tekstil dan Pakaian Jadi
BPS mencatat, ekspor tekstil Indonesia mencapai US$1,02 miliar per Februari 2025. Capaian ini terpantau naik 1,41% dari bulan sebelumnya. 

Kenaikan ekspor tekstil dan pakaian jadi bisa terjadi berkat permintaan pesanan dari AS yang terus bertumbuh. Di 2024, sektor tekstil pun tumbuh 3,02%.

Baca Juga: Industri Tekstil RI Minta Pemerintah Impor Kapas AS Agar Bebas Tarif 32%

Kualitas jahitan dan harga yang kompetitif diduga menjadi alasan produk tekstil dan pakaian jadi buatan RI akan masih laku keras meskipun tarif AS naik.

Makanan Olahan
Makanan olahan, khususnya udang beku juga masih akan terus diminati oleh pasar AS. Ekspor udang beku asal Indonesia bahkan terus menunjukkan tren positif. 

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, nilai ekspor udang beku Indonesia ke AS mencapai US$94,2 juta dolar pada Januari 2025 dengan volume 11,1 ribu ton. 

Baca Juga: BPS: Kinerja Ekspor Kakao Indonesia 2024 Meroket 118,64%

Vietnam yang terkena tarif impor AS sampai 46% mungkin bisa mundur dari persaingan pengekspor udang beku ke AS. Tentunya, kondisi ini bisa menjadi peluang bagi UMKM lokal dengan tarif impor Indonesia yang lebih rendah dari Vietnam.

Furnitur
Furnitur kayu buatan Indonesia, terutama dari jati, masih terus diminati oleh pasar AS. Dengan nilai ekspor produk furnitur dan kerajinan yang mencapai US$2,22 miliar sampai November 2024, AS merupakan pangsa pasar terbesar yakni sekitar 53,20%. 

Data BPS 2024 juga mencatat, ekspor furnitur Indonesia ke AS tembus US$1,5 miliar. Desain yang unik dan bahan baku lokal yang kuat membuat furnitur asal Indonesia banyak diminati, sekalipun tarif AS naik nantinya.

Baca Juga: Indonesia Surplus Perdagangan Kopi US$1,47 Miliar

Kopi
Tidak dimungkiri, kopi masih akan tetap diminati sekalipun tarif AS naik. Data BPS 2024 menunjukan, nilai ekspor kopi Indonesia mencapai US$1,62 miliar dan menjadikannya sebagai komoditas pertanian dengan nilai ekspor tertinggi pada 2024. 

AS pun menjadi negara pengimpor kopi Indonesia tertinggi. Rasanya yang enak dan harganya yang kompetitif dibandingkan negara produsen lain seperti Brasil dan Vietnam membuat kopi Indonesia digemari dunia.

Itulah beberapa produk UMKM yang diperkirakan akan masih tetap laku meskipun tarif AS naik.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar