10 Oktober 2023
21:00 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Perang Israel dengan Hamas makin meningkatkan kekhawatiran terhadap perekonomian global. Lantas, bagaimana dampaknya kepada pasar modal dan saham sektor apa yang bisa dicermati para investor?
Menanggapi hal itu, Capital Market Analyst salah satu Bank terkemuka di Indonesia, Lanjar Nafi mengatakan bahwa ada beberapa dampak perang Israel terhadap pasar modal.
"Pertama, harga komoditas energi karena harga minyak bisa dipengaruhi. Lantaran, Timur Tengah adalah produsen minyak utama," kata Lanjar Nafi kepada Validnews, Selasa (10/10).
Kedua, lanjut dia, volatilitas karena konflik ini bisa menyebabkan fluktuasi harga yang disebabkan oleh meningkatkan ketidakpastian akan dampak geopolitik yang terjadi.
Ketiga atau yang terakhir adalah aset haven meningkat permintaannya karena pasar akan mencari perlindungan aset akibat ketidakpastian dampak geopolitik yang terjadi.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik US$4 Per Barel Karena Perang Israel-Palestina
Menurut Lanjar Nafi, saham sektor energi akan diuntungkan dari kondisi ini. Oleh karena itu, dia merekomendasikan saham sektor energi sebagai saham yang dapat dicermati oleh investor.
Senada, kepada Validnews, Selasa (10/10), Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menuturkan bahwa konflik Israel dan Palestina berpotensi memicu kenaikan harga komoditas energi, sehingga pada akhirnya bisa memicu kenaikan inflasi secara global baik di negara berkembang maupun negara maju.
Kendati demikian, adanya kondisi ini bisa menjadi katalis positif di pasar modal, terutama untuk beberapa emiten.
"Kalau untuk pasar modal, bisa menjadi katalis positif terutama di emiten-emiten pertambangan/komoditas energi, dan emiten yang berorientasi ekspor bisnisnya," jelasnya.
Proyeksi IHSG
Sementara terkait dampaknya kepada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Achmad bilang, bisa jadi sektor pertambangan terutama komoditas energi menjadi motor baru buat mengangkat IHSG.
Kondisi seperti ini sendiri telah terjadi pada beberapa tahun lalu sebelum pandemi covid-19 menerpa. Dia pun memproyeksikan IHSG hingga akhir tahun.
"Akhir tahun proyeksi IHSG sekitar 7.150-7.200. Akhir bulan ini belum ada," terang Achmad.
Baca Juga: Harga Emas Antam Ngegas ke Posisi Rp1.053.000 per gram
Berbeda dengan pendapat Achmad, Lanjar Nafi menyebutkan, adanya perang Israel dan Hamas tidak begitu terpengaruh signifikan ke IHSG.
"Sekarang lebih ke aksi tunggu data kongrit terhadap perbaikan pemulihan ekonomi China setelah guyuran stimulus," tuturnya.
Lanjar Nafi prediksi, IHSG berada di level support 6.919 dan level resistance 7.125 pada akhir bulan Oktober 2023 ini.
Dampak Perang
Sekadar informasi, perang antara Israel dan Hamas yang terjadi akhir pekan lalu semakin memanas, bahkan rumornya berpotensi berlangsung dalam waktu panjang.
Hal itu seiring dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menegaskan tidak akan berhenti hingga tujuannya tercapai.
Padahal, hingga Senin (9/10), setidaknya telah jatuh 1.600 orang tewas dan 6.434 orang lainnya terluka dari kedua belah pihak.
Dikutip dari Antara, perang Israel dan Hamas ini telah berdampak pada pasar dan bisnis. Harga minyak dunia, misalnya, melemah setelah sempat melonjak lebih dari 4% pada sesi sebelumnya, sedangkan harga emas menguat dan dolar AS naik tipis terhadap euro.
Kemudian, perusahaan-perusahaan teknologi yang beroperasi di Israel diperkirakan memperkuat keamanan.
Lalu, maskapai-maskapai besar internasional menghentikan sementara atau mengurangi frekuensi penerbangan ke atau dari Tel Aviv.